BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, Agustus 04, 2011

PANTULAN AMAL

”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri..............................”. (Q.S. Al-Israa’ : 7)

Alkisah, seorang ayah untuk pertama kalinya mengajak anaknya yang berumur sepuluh tahun pergi berlibur ke daerah pegunungan. Tempat yang dituju itu ternyata sangat indah, berhawa sejuk, dan membawa suasana yang hening dan tentram. Banyak pohon menjulang tinggi di antara bukit-bukit dan pegunungan. Ayah dan anak itu berjalan-jalan menikmati eloknya pemandangan. Saking senengnya,sesekali bocah kecil itu melompat-lompat dan berlari lari kecil ke sana kemari.

Suatu ketika, karena kurang hati – hati saat berlari – larian, anak itu terpelincir jatuh, “aduhhhhh…! Teriaknya kesakitan. Dan sesaat hampir bersamaan, jelas terdengar suara “aduhhh..” berulang – ulang di sisi pegunungan. Anak itu terheran – heran, penasaran dan ingin tahu dari mana asal teriakan yang menirukan suaraanya tadi, si anak berteriak lagi dengan suara lebih keras.

“hai…. Siapa kamu…?

Sesaat kemudian,ia menerima jawaban yang hampir sama kerasnya, “ hai… siapa kamuuu……?”

Setelah itu, suasana kembali hening dan hanya desau angin yang terdengar. Anak kecil itu makin gusar karena hanya mendengar suaranya. Lalu dengan marah sekali ia berteriak sekeras –kerasanya, “pengecut kamu…!”

Dan sesaat kemudian ia pun langsung menerima jawaban yang sama nadanya, “pengecut kamu…..!”

Dengan pandangan yang heran bercampur kesal, anak itu menatap ayahnya. “ayah, siapa orang yang iseng menirukan teriakan-teriakanku tadi? Mengapa semua teriakanku dia tiru sama persis? Tanya anak itu.

Ayahnya tersenyum bijak dan berkatak,” Anakku, perhatikan baik- baik….” Kemudian, sang ayah berteriak dengan keras sekali kearah pegunungan, “ kamu hebat…!”terdengar jawaban bunyi yang sama kerasnya dan berulang. “kamu hebat…!

Melihat roman muka anaknya yang masih keheranan, lelaki itu kembali berteriak keras – keras,” kamu luar biasa…! Dan sama seperti teriakan –terikan sebelumnya yang diikuti dengan suara yang persis sama. “kamu luar biasa…!

Anak itu tetap saja keheranan sambil terus memandangi ayahnya. Tampak sekali ia tak sabar menunggu penejelasan ayahnya. Sang ayah pun berkata.” Wajar saja kau heran, anakku. Ini pengalaman pertamamu berada ditempat yang berbukit – bukit dan bergunung –gunung. Orang menyebut suara yang memantul balik tadi sebagai GEMA. Itulah pantulan suara.”

Sang ayah melanjutakan penjelasannya. “ sama dengan gema tadi, anakku. Kehiudupan ini juga akan selalu memantulkan kembali apapun yang kita berikan kepadanya. Maksudnya,apa pun yang telah kau pikirkan, katakan, dan lakukan, maka akan seperti itu pula hasil yang kau dapat. Jika setiap saat enkau berfikir positif, mengucapkan kata – kata bijak, selalu berbuat kebaikan, rajin belajar dan berdisiplin, maka hidup akan beroleh penghargaan karena kepandaianmu berbicara, beroleh kasih dan pertolongan dari sesama karena kebaikanmu, dan dengan demikian kau akan mendapatkan kehidupan yang sukses. Apakah kau mengerti?

Dan, si anak pun mengangguk –anggukan kepalanya.

Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang dirahmati Allah, Maha Benar apa yang difirmankan Allah SWT :

” Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan ”. (Al Qur’an surat 45. Al Jaatsiyah ayat 15)

” Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya ” (Al Qur’an surat 41. Fushshilat ayat 46)

” Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (Al Qur’an surat 43. Az Zukhruf ayat 76)

Kisah di atas mengandung kebijkan yang mendalam dan berharga bagi kita. Kebijakan terdalalam dari kisah tadi menyatakan bahwa hidup kita adalah PANTULAN dari apa yang kita pikirkan, kita ucapkan, dan kita lakukan. Jika kita selalu berpikir negative, penuh kekhwatiran, dan kecurigaan, maka kehidupan akan memberi reaksi yang sama negatifnya pada kita. Linkungan atau orang – orang di sekitar kita pun akan terabawa atau ikut terpengarauh untuk menjadi berperilaku negative, penuh kecurigaan, dan tidak mau percaya pada kita. Dampaknya kehidupan kita bisa dirusak oleh sebab –sebab yang kita munculkan tadi.

Sebalikanya, jika kita senantiasa memiliki hati yang penuh kasih,berpikir positif, mengucapkan kata – kata yang positif pula serta berperilaku baik kepada siapa saja, maka kehidupan akan memberikan reaksi yang sama positifnya. Hiudp kita pun akan dikelilingi oleh orang-orang yang penuh kasih, berpikiran positif dan tentu saja banyak kebaikan akan mendatangi kita.

Perinsip di atas sejalan dengan kata mutira ” hidup akan memberikan kembali apa yang kita berikan ”. Dalam kehidupan ini, kesuksesan hari ini tidak tercipta oleh karena kebetulan atau keberuntungan semata. Setiap keberhasilan dalam bidang apa pun, pastilah terwujud karena akumulasi dari usaha – usaha yang pernah kita lakukan sebelumnya. Begitulah makna “ apa yang kita berikan itulah yang akan kita dapatkan ”.

Maka baik buruknya kehidupan seseorang sesungguhnya berada dalam kendali hati, pikiran, ucapan dan perbuatan orang itu sendiri. Bahwa lingkungan atau orang lain berpengaruh pada kehidupan kita itu benar. Tatapi kehidupan kita sama sekali tidak ditentukan oleh orang lain. Sebab, kita memiliki hak dan kekuatan untuk menentukan pilihan.

Jadi pesanya jelas sekali, mari kita penuhi hidup ini dengan banyak hal positif. Dan jika kita ingin lebih berhasil, maka kita harus berani memberi yang terbaik dari yang kita miliki. Sebab memberi yang terbaik akan mendapatkan yang terbaik.

UMUR KITA = ARTI HIDUP KITA

” Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ” [16:97]

Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang dimuliakan Allah SWT, terfikirkah oleh kita kapan kira-kira hidup kita berakhir ? besok ? lusa ? bulan depan ? tahun depan ? atau kapan ?, kalau sekiranya hari ini adalah akhir hayat kita, amal prestatif apa yang akan kita tinggalkan untuk Generasi kita kelak ? atau amal prestatif apa yang dapat kita andalkan agar kita sukses di masa kita dibangkitkan kembali kelak ?, untuk menjawab ini coba kita belajar dengan perilaku LEBAH berikut ini :

Pada suatu pagi yang cerah, di antara rindangnya pepohonan, tampak seekor burung elang sedang bermalas-malasan. Is beristirahat di dalam sebuah pohon yang berdaun cukup lebat. Selama beberapa hari, burung elang berulang kali hinggap di dalam pohon yang sama. Sebab, ia merasa tertarik mengamati kegiatan segerombolan lebah yang terlihat sibuk bekerja bersama-sama, membuat sarang yang berjuntai di dahan sebatang pohon.

Si elang tampak memperhatikan seekor lebah yang sebentar terbang hinggap di antara bunga-bunga hutan yang mekar, menghisap sari madunya, dan terbang kembali ke dalam memberikan sari madu ke sarangnya. Begitu seterusnya. Burung elang yang terus memperhatikan kelakuan lebah menjadi penasaran. Ia pun dengan tidak sabar menegur seekor lebah yang sedang terbang di dekatnya, “hai lebah kecil, kamu sibuk terbang dari satu bunga ke tempat sarangmu, memangnya apa yang sedang kamu kerjakan?”

Lebah pun menjawab, “aku dan kawan-kawan sedang membuat sarang”

Untuk apa kalian repot membuat sarang sebesar itu? Umur lebah kan sangat pendek. Sudahlah tidak perlu susah-susah bekerja, santai-santai saja dan nikmati kehidupanmu yang singkat itu,” ujar burung elang mencoba menasehati si lebah.

Mendengar nasihat itu, si lebah justru menjawab, “umurku memang tak sepanjang umurmu burung elang. Tapi, justru karena pendeknya waktu yang aku punya, aku tidak boleh menyia-nyiakannya. Aku harus bekerja giat dan rajin agar sarang kami bisa selesai sesingkat umur kami.”

“tapi untuk apa sarangmu harus diselesaikan cepat-cepat? Toh, kanu nanti segera mati, dan kalau mati, kamu pun tidak bisa menikmati sarang yang telah kamu buat dengan susah payah.” Tanya elang yang belum puas dengan jawaban si lebah.

“ha ha ha, tuan elang yang gagah dan berumur panjang, kasihan sekali cara berpikirmu. Justru umur kami yang sangat singkat inilah harus kami hargai dengan sungguh-sungguh. Kami memang makhluk kecil dan berumur pendek. Tetapi kami bangga dan bahagia karena bisa berarti bagi makhluk lain, yaitu dengan memberi semua hasil kerja keras yang telah kami lakukan seumur hidup kami. Itulah arti keberadaan kami,” ucap lebah kecil sambil terbang berlalu, tak mau menyia-nyiakan waktunya berbincang dengan elang.

Mendengar jawaban dan penjelasan lebah kecil, si burung elang terdiam tidak mampu berkata-kata lagi dengan kesombongan yang di banggakannya. Ternyata di balik penampilan makhluk yang kecil dan berumur pendek, kehidupan lebah itu pun memiliki arti tersendiri. Mereka bisa memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk berbuat yang terbaik di masa hidupnya.

Sahabat, tahukah kita betapa kecilnya titik madu dan tepung sari yang dihasilkan oleh seekor lebah dengan sebegitu payahnya hinggap dari bunga satu ke bunga yang lain ? namun karena kerjasama yang baik sekelompok lebah itu serta kerja keras tanpa kenal lelah maka terbangunlah sarang yang berisikan madu dengan jumlah yang cukup banyak, lalu untuk apa dan siapa titik-titik madu dan sarang yang dihasilkannya itu ? apakah untuk dirinya sendiri ? ternyata hanya sedikit untuk dirinya dan keturunannya, bahkan yang paling banyak menikmati hasil kerja lebah tersebut adalah makhluk lain yang bukan golongan lebah, makhluk lain itu tidak lain adalah kita !!!

Sahabat, tidakkah kita sangat mampu meniru cara kerja lebah ? oleh itu jangan pernah malu dan meremehkan hal yang sedikit atau yang tersisa yang ada ditangan kita, jika yang sedikit yang tersisa ditangan kita itu kita sinergikan maka program atau proyek sebesar apapun akan mampu kita realisasikan dan akan menjadi Lahan Amal Sholeh yang akan dinikmati dan diambil manfaatnya oleh sekian banyak Generasi kita, maka sisa umur kita ini akan menjadi lebih berarti.

MISKIN TAPI KAYA RAYA

Sahabat yang dirahmati Allah SWT, setiap peristiwa yang terjadi atas diri kita, keluarga kita, orang-orang disekitar kita bahkan diseluruh penjuru Dunia ini tidak lain adalah sebuah PENDIDIKAN dari Allah SWT, hanya saja kadang kita tidak menyadarinya, cobalah sekali kali perhatikan dengan seksama setiap peristiwa yang terjadi pasti didalamnya ada berbagai Pelajaran buat kita, pasti! ,

Sahabat, Jika Oprah Winfrey menyumbang ratusan dan ribuan dolar, tentu kita kagum namun tidak terkejut.

Atau bila Bill Gates juga mendermakan uangnya jutaan dolar, kita juga barangkali menganggap hal hebat yang biasa saja.

Tapi bila seorang TUKANG BECAK yang miskin yang menyumbang dalam kekurangannya, maka dialah GURU yang mengajarkan kita untuk BERSYUKUR DAN SELALU BERBAGI

Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitas ibadahnya,. dia melanglang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil dan ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Dipojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan ketika menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana. "Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya...." jawab anak itu. "Orang tuamu dimana...?" tanya Bai Fang Li. "Saya tidak tahu...., ayah ibu saya pemulung.... Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil..." sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm... tapi masih cukup bagus... gumannya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.

"TIDAK APA-APA SAYA MENDERITA, YANG PENTING BIARLAH ANAK-ANAK YANG MISKIN ITU DAPAT MAKANAN YANG LAYAK DAN DAPAT PENDIDIKAN. DAN SAYA BAHAGIA MELAKUKAN SEMUA INI...," katanya jika orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan......" katanya dengan sendu., Semua guru di sekolah itu menangis........

Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Sahabat, kalau langit memberikan Hujannya, kalau Matahari memberikan Cahayanya, Pepohonan memberikan buah, kayu dan akarnya, Laut memberikan Ikan, mutiara dan tambangnya, Gunung-gunung memberikan batu dan semennya, Sapi memberikan susunya, Lebah memberikan madunya dan ternyata seluruh Alam Semesta ini adalah Memberi dan Berbagi tiada henti, akankan kita berdiam diri tidak memberikan apa-apa ? semiskin apakah kita ? sebokek apakah kantong kita ? setarakah kehidupan kita dengan Bai Fang Li ? kalau Bai Fang Li mampu memberi, ada apa dengan kita ?

Betapa jika setiap orang di Dunia ini memilih sikap seperti Bai Fang Li, maka takkan ada satupun orang Miskin di Dunia ini, tak ada kelaparan, tak ada korupsi, tak ada manipulasi, semua bergembira, tersenyum dan saling peduli, oh…. Indahnya Dunia ini….

MEMBELI CINTA

Aisyah r.a berkata bahwa beliau pernah mendengar Rosulullah SAW bersabda," Apabila harta kekayaan tidak terdapat sedekah sama sekali, maka ia akan membinasakannya".

Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang dicintai Allah SWT, terfikirkah oleh kita bahwa segala harta kekayaan yang kita kumpulkan sedikit demi sedikit hingga kemudian membukit, demikian juga segala jabatan dan kekuasaan yang dalam genggaman kita saat ini dan esok, akan musnah dalam sekejab diluar prediksi kita, sebabnya kelihatannya sepele KARENA KITA LUPA SEDEKAH.

Dikisahkan, seorang bangsawan mempunyai seorang pembantu setia yang telah bekerja padanya sedari kecil. Pembantu itu adalah anak yatim piatu terlantar yang dipungut oleh ayahnya di suatu tempat. Sedangkan si bangsawan adalah orang yang hidup berkelimpahan harta, gemar berfoya-foya, namun tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya yang miskin dan menderita.

Suatu hari, si majikan memberi tugas kepada si pembantu tersebut untuk pergi ke luar kota menagih utang. Sebelumnya, dengan nada pongah dia berpesan, “Pembantuku, setelah Kamu berhasil menagih semua uang itu, pergilah berkeliling kota untuk mencari dan membelikan barang yang belum aku miliki.”

Di dalam hati, si bangsawan tertawa geli. Sebab ide menugaskan si pembantu untuk mencari dan membelikan barang yang belum dipunyai, sebenarnya bertujuan untuk mempermainkan pembantunya demi menyombongkan dirinya sendiri. Hal itu dilakukan karena dia tahu bahwa di rumahnya yang indah dan dipenuhi dengan kekayaan yang berlimpah itu, tidak ada suatu barang berharga apapun yang tidak dimilikinya.

“Biarkan saja dia pusing dan kecapekan berjalan mencarikan barang buatku hahaha”. Serunya sambil tertawa-tawa dalam hati, membayangkan pembantunya akan frustasi.

Beberapa hari kemudian, saat pembantunya pulang, si bangsawan menyambutnya dengan antusias. Ia ingin tahu barang apa yang berhasil di beli oleh pembantunya. Tetapi alangkah, kaget dan marah ketika tahu bahwa uang yang berhasil ditagih, dihabiskan si pembantu dengan memberikan barang-barang kepada orang-orang miskin di sana. Tanpa mau mendengar alasannya, si pembantu dihukum cambuk. Kemudian ia juga dipotong gajinya, dan sejak saat itu, si bangsawan memperlakukan pembantu tersebut dengan kasar dan penuh makian.

Tiba suatu ketika, terjadi bencana alam yang luar biasa di sana. Seluruh harta si bangsawan musnah dan dia pun jatuh bangkrut. Karena musibah yang memporak-porandakan desa itu, kemudian si bangsawan memutuskan untuk pergi ke kota lain guna mencari kehidupan baru. Sementara, sang pembantu yang sering dicacinya, tetap setia mengikutinya.

Berhari-hari kemudian, setibanya mereka di sebuah kota, penduduk di sana menyambut mereka dengan baik dan ramah. Bahkan, banyak di antara mereka memberi makan dan tumpangan. Mendapat perlakuan yang sangat ramah tersebut, si bangsawan keheranan. Ia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu. Lantas, ia pun bertanya kepada si pembantu.

Pembantu itu pun kemudian memberi penjelasan, “Tuanku, saya pernah kemari beberapa waktu lalu. Tuan pasti ingat, sewaktu memberi tugas kepada saya untuk memberikan barang yang belum Tuan miliki dari semua uang hasil tagihan. Uang itu telah saya belikan cinta kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan saat itu. Sekarang, giliran merekalah yang menolong kita saat ini. Waktu itu Tuan telah punya semua barang, hanya satu barang yang Tuan belum miliki, yaitu cinta. Maka, waktu itu saya membelikanya untuk Tuan. Dan cinta itulah yang saat ini memberi kehidupan baru kepada kita. Semoga Tuan memahami dan tidak marah lagi atas tindakan saya waktu itu.”

Dengan mata berkaca-kaca, si bangsawan kemudian memeluk pembantu setianya itu. Ia pun berucap, “Sekarang aku baru sadar, aku adalah seorang kaya yang miskin… Miskin cinta, miskin perhatian pada orang lain. Terima kasih Sahabat… Maafkan aku. Aku telah memperlakukanmu dengan semena-mena. Padahal Engkau telah membelikan cinta yang tidak aku miliki. Sekarang, justru cinta itulah yang menolong kita untuk memulai kehidupan baru.”

Sahabat, Kita hidup di dunia ini tidak sendiri, namun saling bergantung satu sama lain. Kita sangat membutuhkan orang lain agar hidup kita tidak menjadi kaku dan monoton. Disadari atau tidak, manusia secara alami memiliki keterkaitan satu sama lain. Karena itu, apa yang kita lakukan pada orang lain dan apa yang kita perbuat saat ini, bisa memberi dampak yang terkadang tidak kita sangka di masa mendang.

Karena itu, apapun yang kita lakukan saat ini, harus kita pikirkan bagaimana pengaruhnya bagi orang lalin. Jika kita menebar kebaikan, niscaya kita pun akan mendapatkan balasan kebaikan itu. Memang, kadang tidak secara langsung. Kadang, balasan itu hadir saat kita sedang benar-benar membutuhkan.

Mari, kita asah naluri dan nurani kita agar makin terbiasa membantu orang lain. Dengan begitu, kita telah menanam banyak benih cinta yang buahnya kelak akan membawa kita pada kebahagiaan yang sesungguhnya.

KETIKA KELUARGA MENJADI CAHAYA

Sahabat yang diberkahi Allah SWT, betapa seringkali kita mengagung-agungkan dan memuji-muji potensi orang lain, orang-orang sukses diluar diri dan keluarga kita, padahal mereka sama seperti diri dan keluarga kita yang sama-sama memiliki potensi yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita, namun kadang kita lupa untuk memupuk dan menumbuhkan potensi itu..

Bahkan seringkali kita melihat banyaknya orang yang cacat fisik dan cacat mental menjadi orang sukses yag luar biasa, mengapa kita tidak mampu ? padahal kita dan keluarga kita adalah orang-orang normal dan memiliki kesempatan dan waktu yang sama 24 jam per hari.

---------------------------------

Dikisahkan ada seorang ayah 23 tahun tinggal di Madinah yang mulai rapuh imannya, sholat sering ditinggalkan, pergaulan bebas mulai dinikmati, jalan-jalan pintas kejahatan juga ditempuhnya, lelaki ini menceritakan kisah hidupnya………….

"Saya memiliki anak laki-laki berusia 7 tahun, bernama Marwan. Ia bisu dan tuli. Ia dididik ibunya, perempuan shalihah dan kuat imannya. Suatu hari setelah adzan maghrib saya berada di rumah bersama anak saya, Marwan. Saat saya sedang merencanakan di mana berkumpul bersama teman-teman nanti malam, tiba-tiba, saya dikejutkan oleh anak saya. Marwan mengajak saya bicara dengan bahasa isyarat yang artinya,

"Mengapa engkau tidak shalat wahai Abi?"

Kemudian ia menunjukkan tangannya ke atas, artinya ia mengatakan bahwa

"Allah yang di langit melihatmu".

Terkadang, anak saya melihat saya sedang berbuat dosa, maka saya kagum kepadanya yang menakut-nakuti saya dengan ancaman Allah. Anak saya lalu menangis di depan saya, maka saya berusaha untuk merangkulnya, tapi ia lari dariku. Tak berapa lama, ia pergi ke kamar mandi untuk berwudhu, meskipun belum sempurna wudhunya, tapi ia belajar dari ibunya yang juga hafal Al-Qur'an. Ia selalu menasihati saya tapi belum juga membawa faidah. Kemudian Marwan yang bisu dan tuli itu masuk lagi menemui saya dan memberi isyarat agar saya menunggu sebentar, lalu ia shalat maghrib di hadapan saya. Setelah selesai, ia bangkit dan mengambil mushaf Al-Qur'an, membukanya dengan cepat, dan menunjukkan jarinya ke sebuah ayat (yang artinya):

"Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa adzab dari Allah Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaithan" (QS. Maryam: 45).

Kemudian, ia menangis dengan kerasnya. Saya pun ikut menangis bersamanya. Anak saya ini yang mengusap air mata saya. Kemudian ia mencium kepala dan tangan saya, setelah itu berbicara kepadaku dengan bahasa isyarat yang artinya,

"Shalatlah wahai ayahku sebelum ayah ditanam dalam kubur dan sebelum datangnya adzab!"

"Demi Allah, saat itu saya merasakan suatu ketakutan yang luar biasa. Segera saya nyalakan semua lampu rumah. Anak saya Marwan mengikutiku dari ruangan satu ke ruangan lain sambil memperhatikan saya dengan aneh. Kemudian, ia berkata kepadaku (dengan bahasa isyarat),

"Tinggalkan urusan lampu, mari kita ke Masjid Besar (Masjid Nabawi)."

Saya katakan kepadanya, "Biar kita ke masjid dekat rumah saja." Tetapi anak saya bersikeras meminta saya mengantarkannya ke Masjid Nabawi.

Akhirnya, saya mengalah kami berangkat ke Masjid Nabawi dalam keadaan takut. Dan Marwan selalu memandang saya.Kami masuk menuju Raudhah. Saat itu Raudhah penuh dengan manusia, tidak lama datang waktu iqamat untuk shalat isya', saat itu imam masjid membaca firman Allah (yang artinya),

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan munkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui" (QS An-Nuur: 21).

Saya tidak kuat menahan tangis. Marwan yang berada disampingku melihat aku menangis, ia ikut menangis pula. Saat shalat ia mengeluarkan tissue dari sakuku dan mengusap air mataku dengannya. Selesai shalat, aku masih menangis dan ia terus mengusap air mataku. Sejam lamanya aku duduk, sampai anakku mengatakan kepadaku dengan bahasa isyarat, "Sudahlah wahai Abi!" Rupanya ia cemas karena kerasnya tangisanku. Saya katakan, "Kamu jangan cemas." Akhirnya, kami pulang ke rumah. Malam itu begitu istimewa, karena aku merasa baru terlahir kembali ke dunia.

Istri dan anak-anakku menemui kami. Mereka juga menangis, padahal mereka tidak tahu apa yang terjadi.

Marwan berkata tadi Abi pergi shalat di Masjid Nabawi. Istriku senang mendapat berita tersebut dari Marwan yang merupakan buah dari didikannya yang baik.

Saya ceritakan kepadanya apa yang terjadi antara saya dengan Marwan. Saya katakan:

"Saya bertanya kepadamu dengan menyebut nama Allah, apakah kamu yang mengajarkannya untuk membuka mushaf Al-Qur'an dan menunjukkannya kepada saya?"

Dia bersumpah dengan nama Allah sebanyak tiga kali bahwa ia tidak mengajarinya. Kemudian ia berkata:

"Bersyukurlah kepada Allah atas hidayah ini."

Malam itu adalah malam yang terindah dalam hidup saya. Sekarang -alhamdulillah saya selalu shalat berjamaah di masjid dan telah meninggalkan teman-teman yang buruk semuanya. Saya merasakan manisnya iman dan merasakan kebahagiaan dalam hidup, suasana dalam rumah tangga harmonis penuh dengan cinta, dan kasih sayang.Khususnya kepada Marwan saya sangat cinta kepadanya karena telah berjasa menjadi penyebab saya mendapatkan hidayah Allah."

Subhanallah......, betapa indahnya ketika anak, istri dan suami kita menjadi sholeh dan sholehah, ketampanan dan kegagahan lelaki memang memikat demikian juga kemolekan wanita lebih sangat memikat. Namun apalah artinya ketampanan dan kemolekan itu tak mampu sedikitpun memberikan kedamaian dan keharmonisan rumah tangga ?

Syukuri keberadaan keluarga kita saat ini, pupuk terus dan tumbuhkan menjadi manusia-manusia yang hebat yang mampu memberikan cahaya dalam rumah tangga kita, rumput dan tanaman di luar kadang terasa lebih indah dan kita lupa bahwa rumput dan tanaman yang ada di rumah jauh lebih indah dan dapat kita nikmati setiap saat. Tidak rindukah kita menjadi Bidadari dan Bidadara yang hidup kekal dalam segala bentuk kenikmatan.

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS Al Jatsiyah : 23)

Mari bangun Generasi yang bercahaya

HAKEKAT IKHLAS

Sahabat yang senantiasa dalam naungan Karunia dan Rahmat Allah SWT, Ikhlas. Inilah kata yang mudah sekali diucapkan -saya rela kok, saya ikhlas kok- tetapi tidaklah semudah dalam aplikasi perbuatan kita sehari-hari. Karena ikhlas adalah amalan hati. Karena ikhlas tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Kita hanya dapat melihat dari tanda-tandanya. Itupun tidak pasti. Inilah (mungkin) sebagian makna dari keikhlasa.

Ketika kebaikan yang kita lakukan ternyata tidak mendapat pujian dari orang lain, disitulah makna keikhlasan; ketika kebaikan yang kita lakukan ternyata tidak diekspos oleh media massa/elektronik, disitulah makna keikhlasan; ketika kebaikan yang kita lakukan ternyata mendapat tanggapan yang negatif oleh orang lain, disitulah makna keikhlasan; ketika kebaikan yang kita lakukan ternyata tidak dicatat oleh sejarah, disitulah makna keikhlasan; ketika kebaikan yang kita lakukan ternyata merugikan diri kita sendiri secara lahiriah, disitulah makna keikhlasan; dan seterusnya.

Ada ataupun tidak ada orang lain kita tetap melakukan kebaikan; dicatat ataupun tidak dicatat oleh sejarah kita tetap melakukan kebaikan; diekspos ataupun tidak oleh media massa/elektronik kita tetap melakukan kebaikan; mendapat pujian ataupun tidak kita tetap melakukan kebaikan; mendapat tanggapan positif ataupun negatif kita tetap melakukan kebaikan; dan seterusnya.

Sehingga dalam Al Qur'an Surat 38:83 disebutkan salah satu kejujuran dari iblis/syetan bahwa dia tidak dapat menggoda orang-orang yang ikhlas.

Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket.

Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya.

Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji, Tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik.

Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya : "Ibu,bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa.Dibaliknya tertera harga Rp 15,000. Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.

Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten...

"Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?"

Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya."Terimakasih..., Ibu"

Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya.Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab, kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...

Setiap malam sebelum tidur, Ayah Anisa akan membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya "Anisa..., Anisa sayang ngga sama Ayah ?" "Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !"

"Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu..."

"Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga"

"Ya sudahlah sayang,... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa.

Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang nggak sih, sama Ayah ?"

"Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah ?".

"Kalau begitu, berikan pada Ayah kalung mutiaramu."

"Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.. "

Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk kekamarnya, Anisa sedang duduk diatas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam.

Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. Dari matanya,mengalir bulir-bulir air mata membasahi pipinya...

"Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?"

Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangannya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya " Kalau Ayah mau... ambillah kalung Anisa"

Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih... sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa...

"Anisa... ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau"

Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.

Demikianlah sikap syang kita terhadap sesama, Apalagi halnya dengan Allah S.W.T.. Terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan...

Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita yakin tidak akan Allah mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik.

NASIB KITA, ADA DITANGAN KITA

Petugas kebun binatang menangkap seekor gajah. Kemudian ke empat kaki gajah ini dibelenggu dengan rantai yang terbuat dari besi. Setiap hari, gajah berusaha melarikan diri. Namun setiap kali dia melompat, si gajah selalu terjatuh. Hal ini terjadi berulang-ulang. Sebulan kemudian, rantai besi itu dilepaskan dan diganti dengan tali rafia yang tipis. Menurut kita, apakah kali gajah bisa melarikan diri ? Ternyata gajah tadi tetap melompat dan tetap terjatuh seperti semula.

Apakah yang terjadi ? Bukankah gajah semestinya mampu dengan kekuatannya untuk memutus tali rafia tadi ? Jawabannya adalah ternyata waktu sebulan telah mampu membuat sketsa di otak gajah bahwa dia tidak mampu melarikan diri. Meskipun diikat dengan tali rafia namun di otaknya, dia merasa masih diikat dengan belenggu rantai.

Percobaan yang hampir mirip dengan cerita di atas dilakukan pada kutu loncat. Sebelum dia ditangkap, kutu loncat bisa melompat setinggi 300 kali lebih tinggi dari tinggi dirinya. Si kutu loncat ini dikurung di dalam kotak korek api. Pada bulan berikutnya, dia dibebaskan. Tebak, apa yang terjadi ?

Kali ini si kutu loncat hanya bisa melompat setinggi kotak korek api. Perhatikan, waktu sebulan telah menjadikan dia melupakan potensi besar yang telah dimilikinya.

Disadari atau tidak sesungguhnya dalam kehidupan, seringkali kita juga berada dalam kondisi yang serupa. Sketsa pikiran kita terperangkap dalam kotak korek api buatan kita sendiri. Terbelenggu dengan bayangan rantai yang kita ciptakan sendiri. Sehingga rantai-rantai itu membuat kita tidak berhasil untuk maju.

Rantai belenggu ini juga bisa berasal dari lingkungan kita. Sebenarnya kita mempunyai potensi yang luar biasa. Tapi teman-teman mencela ketika kita menunjukkan karya kita. Keluarga yang tidak mendukung akan kemampuan kita. Lambat laun akhirnya kita melupakan potensi besar yang kita miliki.

Beberapa Rantai Belenggu Kehidupan diantaranya :

1. Rantai Usia

Salah satu alasan yang sering digunakan untuk menolak amanah, tugas atau sebuah tantangan. "Aku masih terlalu muda, masih hijau .. masih banyak yang lebih tua dan berpengalaman." Atau sebaliknya. Merasa diri sudah tua. Biarkan yang muda yang berperan. Begitu biasanya alasannya. Sesaat kemudian dirinya pun mundur. Akhirnya menghalanginya untuk maju dan sukses.

Jika kita salah satu yang terbelenggu dengan rantai tersebut. Ada baiknya kita menyimak kesuksesan seseorang yang bernama Doktor Sayyid Muhammad Husein Thabathaba'i. Hafal Al-Qur'an dengan tafsirnya. Dalam kesehariannya, dia berbicara dengan bahasa al-Qur'an. Berasal dari Iran dan berhasil meraih gelar doktor honoris causa termuda di dunia pada usia 7 tahun. The Amazing Child, begitu orang-orang memanggilnya.

Hem .. saat usia 7 tahun kita ngapain ya ? Masih main kelereng kali ? Sementara pada umur yang sama Sayyid Husein telah bergelar Doktor !

Banyak cerita sukses lainnya, usia muda atau usia tua tidak mampu menghalangi mereka untuk mencetak prestasi.

2. Rantai Pendidikan

"Aku hanya S-1", "Aku tidak tamat SMA", dan lain sebagainya menjadi alasan kita menjadi seorang yang biasa-biasa. Padahal kita punya potensi luar biasa.

Perjalanan hidup Andrie Wongso bisa kita jadikan inspirasi. Pada saat kelas 6 SD, Andrie putus sekolah karena sekolah Tionghoanya ditutup Pemerintah Orde Baru. Untuk bertahan hidup, dia berjualan kue di pasar dan toko di Malang. Siapa sangka keuletannya membuahkan hasil. Kini dia dinobatkan sebagai Motivator No. 1 di Indonesia. Diapun bangga dengan gelarnya yang agak asing di telinga kita. Andrie Wongso SDTT TBS .. Sekolah Dasar Tidak Tamat Tapi Bisa Sukses !!, di Zaman Nabi SAW tidak ada satu sahabatpun yang bergelar Doktor atau Profesor bahkan Nabi sendiripun tidak, Beliau-Beliau hanya Home Schooling bersama Nabi tetapi sukses membawa Visi Kehidupan yang gemilang.

3. Rantai Nasib

Pernahkah kita bercermin ? Kemudian beberapa saat, kita menghela nafas panjang .. kecewa dengan jeleknya wajah dan penampilan kita ? kita tidak perlu sakit hati. Karena kesuksesan tidak mensyaratkan peraihnya berwajah ganteng atau cantik. Setidaknya Tukul Arwana dan Sule telah membuktikannya !, di Zaman Nabi SAW ada Bilal bin Rabah mantan Budak yang hitam legam berhasil sukses sebagai salah satu sahabat Nabi yang dijamin masuk Sorga.

4. Rantai Kesehatan

Bagi sebagian orang, menyerah karena keterbatasan fisik atau kesehatan adalah hal yang wajar. Mereka berhak untuk dikasihani karena ketidaksempurnaannya. Tapi bagi mereka yang bermental pejuang, tak ada satupun yang mampu membelenggunya. Selama raga masih ada, selama itu pula derap perjuangan akan terus dilangkahkan.

Setidaknya untuk orang seperti Syaikh Ahmad Yasin, Sang Pemimpin Hamas. Beliau sangat ditakuti oleh Israel. Hingga kematian beliau dianggap sebagai salah satu puncak kemenangan mereka. Padahal beliau adalah seorang yang tua renta berkursi roda. Bicaranya pun terbata-bata.

Namun, bertolak belakang dengan keadaan fisiknya. Justru dalam keterbatasan itulah, beliau mampu menjadi poros penggerak utama perjuangan rakyat Palestina. Beliau dengan suara yang terbata-bata mampu menggerakkan ribuan pemuda Palestina untuk melakukan serangan Intifadhoh. Serangan yang kini dikenang dunia sebagai lambang perlawanan abadi tanpa henti melawan kebiadaban Israel. Lelaki tua renta ini, dari kursi rodanya .. mampu membuat para pemimpin Israel tidak bisa tidur nyenyak karena perasaan tidak amannya. Allahu Akbar !!

lalu bagaimana dengan kita ??

Menyimak cerita sebagian orang-orang yang luar biasa tadi, semestinya tidak kita sikapi dengan rasa kagum yang berlebihan. Justru harusnya menjadi pemacu semangat kita dalam meraih prestasi.

Seorang Husein Thobathaba'i yang masih sangat muda bisa mendapat gelar doktor .. kenapa kita yang lebih senior tidak ! Andrie Wongso yang tidak tamat SD bisa jadi motivator ulung .. harusnya kita juga mampu ! Tukul Arwana yang terbilang hidupnya kurang beruntung bisa sukses .. kenapa kita yang terlahir dengan nasib yang lebih baik tidak bisa ?? Lalu kenapa kita yang terlahir sempurna malah stagnan seperti ini sedangkan Syaikh Yassin yang cacat mampu meraih prestasi gemilang ??

Rantai sadar atau tidak sadar yang membelenggu kita harus segera kita musnahkan. Ketahuilah bahwa rantai itu sifatnya maya. Kadang-kadang buatan kita sendiri seperti rasa malas, merasa tidak cukup diberi waktu, merasa belum cukup umur, masih ingin happy-happy dan banyak lagi yang lain

Cara menghancurkannya adalah dengan membuat daftar belenggu yang ada pada diri kita secara jujur. Sehingga kita bisa menghancurkannya. Membuang jauh-jauh rantai gajah dan kotak korek api yang memenjarakan kita. Bersiaplah untuk melakukan perjalanan menuju realita kesuksesan.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” ( Q.S : Ar-Ra’du : 11 )

Sahabat, Tanamlah gagasan, petiklah tindakan. Tanamlah tindakan, petiklah kebiasaan. Tanamlah kebiasaan, petiklah karakter. Tanamlah karakter, petiklah nasib. Dimulai dari gagasan yang kita wujudkan dalam tindakan, kemudian tindakan itu kita lakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang kita lakukan berkali-kali akan menjelma menjadi karakter, dan karakter inilah yang akhirnya mengantarkan kita kepada nasib. Jadi nasib kita, kita sendirilah yang menentukan. Nasib kita ada di tangan kita.

HIDUP PERSIS SEPERTI DI SORGA, SIAPA MAU ?

Suatu hari seorang teman mendatangi seorang Kyai, berharap medapatkan nasehat dan jalan keluar atas berbagai macam kesulitan hidup yang sedang ia alami dan juga dialami oleh kebanyakan orang.

Ada satu nasehat sang Kyai yang ia implementasikan karena betul-betul terkesan dan mampu mengubah kehidupannya dari berbagai kesulitan menuju sebuah jalan terang dan meraih kesuksesan yang seolah tak akan pernah berakhir, apa sih nasehatnya ? penasaran kan ?

Sang Kyai tersebut kemudian bercerita tentang Nabi Adam, " Begini mas, Anda sering dengar kan ceritanya Nabi Adam ?, Beliau waktu pertama diciptakan ditempatkan di Zona Sorgawi, apa sih esensi Sorga itu ? Sebuah suasana kehidupan yang indah mempesona yang ketika kita menginginkan sesuatu, sesuatu itu datang seketika, apapun bentuk keinginan kita semuanya terpenuhi secara cepat dan persis seperti yang kita inginkan tanpa ada cacat atau kesalahan sedikitpun.

Coba bayangkan ya mas, Nabi Adam ketika itu, Beliau sendirian di Sorga kesepian, lalu ia pingin Istri, dikirimlah Hawa untuk menemaninya di Sorga, Adam bersama Hawa benar-benar bahagia bisa bercanda ria, bermesraan dan bercinta kapanpun dan dimana saja gak ada seorangpun yang ngeganggu, ketika lapar ingin Spageti datang Spageti, ingin Burger datang Burger, ketika haus ingin Es Teler datang Es Teler 77, ingin jalan-jalan datang Pajero Sport Dakar yang masih gress, wis pokoknya semua keinginannya terpenuhi secara cepat, instant dan sempurna, gak pake lama, gak usah kerja, gak capek n gak pusing cari uang duluan, bener-bener ueeeenak tenan.

Terus Allah SWT cuma kasih satu larangan saja, " Jangan Makan Buah Keabadian " karena jika itu kalian makan berarti kalian ingin jadi Tuhan seperti Aku.

Emang dasar sifat manusia, sudah dikasih enak pingin ngrasain yang lebih enak walaupun itu jelas-jelas terlarang, akhirnya dimakanlah Buah Keabadian itu oleh Adam dan Hawa, karena melanggar ya dihukumlah adam dan Hawa, diusirlah keduanya dari Zona Sorgawi ke Alam Dunia secara terpisah. Karena satu dosa itulah segalanya jadi serba sulit, kalo Adam ingin bercinta harus cari dulu Hawa ditempat yang sangat jauh dan gak jelas alamatnya ( lha wong masih hutan belantara belum ada nama jalan satupun )., mau Spageti harus cari dulu bahan untuk membuat tepung, dan semua bahan pendukungnya lalu diolah, dimasak baru bisa dimakan, repot kan ?, kalo ingin jalan-jalan gak ada mobil, orang yang jual mobil aja belum ada, ya paling cari-cari Kuda Liar yang harus dilawan dan djinakkan dulu baru bisa dipakai jalan-jalan, sulit kan ?

Lebih sulit lagi kita sekarang ini sebagai keturunan Adam yang dosanya sudah gak terhitung lagi, untuk bisa makan secara layak saja kita harus bekerja keras pergi pagi pulang malam, apalagi kalo pingin rumah dan kendaraan bisa-bisa kita harus pergi kerja pagi-pagi pulang pagi lagi, tambah rumit kan ?


Nah, bagaimana caranya supaya kita bisa hidup di Dunia ini tapi berada dalam ZONA SORGAWI, segala bentuk kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi Gak pake Lama
? gimana mau ? ternyata syaratnya cuma SATU = " JANGAN PERNAH BUAT DOSA, titik ". baik itu dosa kecil apalagi dosa besar, baik itu dosa mata, dosa telinga, dosa tangan, dosa kaki, dosa lisan, dosa kemaluan dan dosa hati serta dosa perbuatan. karena Sorga itu hanya untuk orang yang sudah dibersihkan dari dosa. Ketahuilah jika ini benar-benar mampu kita lakukan, maka kita akan merasakan keajaiban-keajaiban kehidupan laksana di Sorga, segala bentuk kebutuhan dan keinginan kita akan datang secara tiba-tiba diluar kemampuan dan dugaan kita, gak pake lama lagi ! berani ? yuk kita buktikan.

Wah lha mana mungkin kita bisa ? ya bisalah, gimana caranya hayo ? niatkan mulai sekarang semaksimal mungkin berhati-hati untuk tidak buat dosa, jangan coba-coba langgar aturan Allah sekecil apapun, berusaha sekuat tenaga melaksanakan segala perintah Allah, kalo masih tergelincir juga ? ya langsung kita istighfar terus kita tobati dan janji gak akan melakukan lagi, gitu aja, mudah kan ? ingat Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat, RahmatNYA selalu mendahului AdzabNYA.

Nah, kalo sudah seperti ini, Tangan Allah akan totalitas menggandeng tangan kita untuk mewujudkan segala impian kita, Pasti !. kita akan dikejar-kejar peluang juga dikejar-kejar uang, segala kemudahan akan datang silih berganti, segala potensi yang kita perlukan juga tiba-tiba datang sesuai planning kita, wis pokoknya semua serba mudah dan indah, persis kayak Adam di Sorga ketika belum tercemar dengan dosa.

Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang dicintai Allah SWT, nasehat dari sang Kyai diatas benar-benar terpatri dan dilaksanakan betul oleh teman tadi, apa dampak yang terjadi pada dirinya ? dari profesi sebagai seorang TKI Illegal di Malaysia saat ini beliau menjadi Pengusaha Sukses di bidang Properti Syari'ah dan Pendidikan Islam, semua impian-impiannya terwujud dengan begitu mudahnya, benar-benar nyata, subhaanallah.

Jadi ketika kita banyak sekali masalah dan berlarut-larut tak kunjung ketemu solusinya, coba kita intropeksi diri, suami, istri, anak, orang tua, anak buah, atasan semua intropeksi diri, kebiasaan dosa-dosa apa yang masih sering kita lakukan ? lalu semuanya istighfar secara tulus bukan sekedar seremoni doa saja, semuanya bertobat dan berjanji tidak akan mengulang lagi, Yakin solusi akan langsung datang seketika. Ingat Allah itu selalu bikin kita mudah gak pernah mempersulit kita, gak butuh birokrasi yang njelimet n mbulet, langsung sadari diri, tobat, terus ngadu (doa) habis-habisan, pasti langsung dijawab, kalaupun belum terjawab itu artinya sedang diproses, kenapa pake diproses segala? Bisa jadi Allah masih ingin lihat, apakah kita bener-bener pingin tobat atau tobat bohongan. Cepat dan lambatnya proses terkabulnya harapan dan doa kita ya tergantung kesungguhan kita dalam bertobat dari segala kebiasaan berbuat dosa dan maksiat itu

MAN JADDA WAJADA (YEN TEKUN MESTI TEKAN)

Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang disayang Allah SWT, Alhamdulillah saat ini kita semakin sering mendengar banyak pengusaha-pengusaha muda indonesia yang sukses dan namanya meroket karena usianya yang relative muda dengan segudang prestasi yang luar biasa dan alhamdulillah kebanyakan mereka adalah muslim,

Salah satu factor sukses mereka adalah menimba ilmu dan meneladani para orang-orang sukses baik dari dalam maupun luar negeri, untuk itu tidak ada salahnya kita sesering mungkin baca buku kisah-kisah sukses mereka untuk kita ambil pelajaran dan hikmahnya serta kita terapkan dalam dunia usaha kita.

Masih bicara tentang kekayaan, mengapa kita harus kaya, apa enaknya dan apa bedanya dengan orang miskin ? bukan bermaksud mengecilkan orang miskin, tapi sekedar untuk memotivasi agar kita segera bangkit dari keterpurukan :
1. Orang kaya itu lebih percaya diri dari pada orang miskin
2. Orang kaya itu lebih dihargai orang dari pada orang miskin
3. Orang kaya itu gak mudah emosi, orang miskin lebih banyak emosinya
4. Orang kaya itu banyak yang ngaku saudara, orang miskin sering dijauhi
5. Orang kaya itu bisa makan enak dimana saja dan kapan saja, orang miskin masih mikir hari ini makan apa
6. Orang kaya itu bisa haji atau umroh kapan saja, orang miskin nunggu dihajikan atau diumrohkan orang lain
7. Orang kaya itu gak perlu lama beli sesuatu, orang miskin mikir 1000x dulu
8. Orang kaya itu terlihat lebih sehat dan bugar mudah mengakses pendidikan yang berkualitas, orang miskin ngantri Jamkesmas dan Beasiswa
9. Orang kaya itu jarang yang mengutuk Tuhan tidak adil, orang miskin sering mempertanyakan keadilan Tuhan
10. Orang kaya itu rumahnya lapang dan kendaraannya nyaman, orang miskin sering pindah kontrakan dan berdesakan di kereta ekonomi
11. Orang kaya itu rumah tangganya lebih indah dan kokoh, orang miskin banyak yang antri di KUA ngurus perceraian.
12. Orang kaya itu sibuk membagi kekayaan bersahabat dengan lingkungan, orang miskin masih mencari dan mengejar kekayaan dan menyalahkan keadaan

Sahabat, Kekayaan adalah karunia dari Allah Sang Maha Kaya Pencipta Alam Semesta dengan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya, kekayaan akan diberikan kepada setiap Makhluk CiptaanNya yang mencarinya dengan kesungguhan, kekayaan tidak dapat begitu saja datang tanpa ada upaya untuk mendatangkannya. Kekayaan adalah alat sebagaiman pisau, bisa untuk membunuh bisa juga untuk memasak dan membuat banyak orang bahagia dan sejahtera. Kekayaan tidak sama dengan Rizki, karena Rizki adalah Given, pemberian yang telah ditakar ukuran dan waktunya dari Allah sang Maha Pemberi kepada setiap Makhluk CiptaanNya

contoh seseorang hari ini mendapatkan kekayaan sebesar 5 juta rupiah dari hasil kerja keras dan kerja cerdasnya tapi rizkinya hanya ditentukan dariNya hanya sepiring makanan dan segelas minuman, karena saking semangatnya orang ini, dia berangkat pagi-pagi lupa sarapan, sampai di Kantor telepon sana telepon sini sampai siang lupa makan siang karena harus janjian sama kliennya tepat waktu di sebuah tempat yang ditentukan, ketemu kliennya langsung presentasi yang cukup panjang sehingga terjadilah transaksi yang menghasilkan keuntungan sebesar 5 juta rupiah buat dirinya, usai transaksi klien yang satu lagi minta ketemuan ditempat yang terpisah, waktu udah sore jalanan macet tiba ditempat yang dijanjikan ternyata klien yang ditunggu kecelakaan, akhirnya ambil keputusan pulang ke rumah, sampai di rumah baru bisa menyantap sepiring makanan dan minum segelas air, karena capai langsung beranjak ke kamar tidur dan pulaslah ia.
Maka yang disebut Rizki adalah Sepiring makanan dan segelas air serta nafas yang mengalir seiring aktifitasnya sedangkan karunia kekayaannya adalah keuntungan sebesar 5 juta rupiah.

Kekayaan wajib dicari dan diupayakan oleh kita yang mempunyai cita-cita besar ingin membahagiakan dan mensejahterakan banyak orang, Rasulullah dan para Sahabatnya berjuang menegakkan aturan Allah didukung oleh kekayaan yang memadahi, Muhammad Rosulullah adalah Pedagang dan Pengusaha sejati diusia mudanya sehingga mampu memberikan mahar senilai kurang lebih Rp.600 Juta, Istri Rosulullah sendiri Khadijah adalah seorang Milyader, Sahabat Umar bin Khothob adalah Khalifah yang penghasilannya 7 Milyar per bulan dari hasil usahanya, Abu Bakar dan Utsman juga Konglomerat sekaligus Pemimpin yang menghabiskan seluruh kekeyaannya untuk kejayaan Bangsa dan Negaranya diatas aturan Allah.

Jadi tidaklah hina kita mencari kekayaan sebanyak-banyaknya asal digunakan sebagaimana maunya Sang Pemberi Kekayaan itu. dan ternyata mencari kekayaan itu ada Ilmunya, Tung Desem Waringin menemukan 24 Ilmu Menjadi MILYARDER, mari kita simak dan praktekkan, hasilnya benar-benar dahsyat, silahkan selengkapnya bisa di download disini :
http://www.ziddu.com/download/15311565/MenjadiMilyaderalaTungDesemWaringin.doc.html

ADA UDANG DIBALIK SEDEKAH ITU WAJIB

Dikisahkan Zaman Dahulu, Ada tiga orang pemuda yang sedang mengadakan perjalanan. Tiba-tiba mereka ditimpa oleh hujan, maka mereka berteduh di dalam sebuah gua. Celakanya tiba-tiba ada batu besar yang menggelinding menutupi gua tersebut, Maka salah satu mereka berkata kepada yang lain: "Demi Allah, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan kita kecuali sifat IKHLAS kita, oleh karenanya, saya harap agar masing-masing kita berdoa kepada Allah dengan perantara amal sholeh yang kita kerjakan dengan penuh keikhlasan “.

Seorang dari mereka berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa dulu aku punya seorang pekerja yang bekerja padaku dengan imbalan 3 gantang padi. Tapi, tiba-tiba dia pergi dan tidak mengambil upahnya. Kemudian aku ambil padi tersebut lalu aku tanam dan dari hasilnya aku belikan seekor sapi. Suatu saat, dia datang kepadaku untuk menagih upahnya. Aku katakan padanya, 'Pergilah ke sapi-sapi itu dan bawalah dia'. Dia balik berkata, 'Upahku yang ada padamu hanyalah 3 gantang padi'. Maka aku jawab, 'Ambillah sapi-sapi itu, sebab sapi-sapi itu hasil dari padi yang tiga gantang dulu'. Akhirnya dia ambil juga. Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa apa yang aku perbuat itu hanya karena mengharap ridhaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)." Tiba-tiba batu besar (yang menutupi gua itu) bergeser.

Seorang lagi berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku mempunyai bapak-ibu yang sudah renta. Setiap malam aku membawakan untuk keduanya susu dari kambingku. Suatu malam aku datang terlambat pada mereka. Aku datang kala mereka sudah tidur lelap. Saat itu, isteri dan anak-anakku berteriak kelaparan. Biasanya aku tidak memberi minum buat mereka sehingga kedua orang tuaku terlebih dahulu minum. Aku enggan membangunkan mereka, aku juga enggan meninggalkan mereka sementara mereka butuh minum susu tersebut. Maka, aku tunggu mereka (bangun) sampai fajar menyingsing. Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa hal tersebut aku kerjakan hanya karena takut padaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini). Tiba-tiba batu besar itu bergeser lagi.

Yang lain lagi juga berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu aku mempunyai saudari sepupu (puteri paman), dia adalah wanita yang paling aku cintai. Aku selalu menggoda dan membujuknya (berbuat zina) tapi dia menolak. Hingga akhirnya aku memberinya (pinjaman) 100 dinar. (Jelasnya), dia memohon uang pinjaman dariku (karena dia sangat membutuhkan dan terpaksa), maka (aku jadikan hal itu sebagai jalan untuk mendapatkan kehormatannya). Maka aku datang kepadanya membawa uang tersebut lalu aku berikan kepadanya, akhirnya dia pun memberiku kesempatan untuk menjamah dirinya. Ketika aku duduk di antara kedua kakinya, dia berkata, 'Bertakwalah engkau kepada Allah, janganlah engkau merusak cincin kecuali dengan haknya'. Maka dengan segera aku berdiri dan keluar meninggalkan uang 100 dinar itu (untuknya). Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa apa yang aku kerjakan itu hanya karena aku takut kepadaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)". Tiba-tiba bergeserlah batu itu sekali lagi, dan Allah pun mengeluarkan mereka . (HR. Al-Bukhari dan Muslim )
Sedekah memang harus ikhlash, tapi sebenarnya untuk ikhlash itu tidak rumit, gimana sih ikhlas dalam sedekah itu ? selama kita mengharap imbalan atau balasan hanya dari Allah SWT saja, ya itulah ikhlas. Tidak mengharap imbalan dalam bentuk apapun dari orang atau lembaga yang kita sedekahin, kalo minta didoakan ? ya boleh-boleh saja, kan berdoanya juga kepada Allah, yang membalas juga Allah.

Jadi kalo sedekah lalu kita minta macem-macem sama Allah itu boleh bahkan wajib, lho kok wajib ? lha iya, kalo gak minta sama Allah lalu minta sama siapa ? lho sedekah kok minta balasan ? orang gak sedekah saja boleh meminta apalagi sudah sering sedekah ya sangat-sangat boleh meminta.

Meminta dan berharap kepada Allah itu kata lainnya adalah berdo’a, masa berdo’a dilarang ? berdo’a itu wajib, lho kok wajib ! ya kalo orang gak pernah berdo’a,gak pernah meminta dan gak pernah berharap sama Allah SWT, berarti dia gak butuh dong sama Allah, Nabi dan Rosul saja berdo’a dan meminta sama Allah, masa kita ‘gak ?

Cuma seringkali orang berdebat soal ikhlas tidak ikhlas, sampai-sampai gak jadi ibadah gak jadi sedekah, dalihnya “ daripada tidak ikhlas, kan sia-sia nanti “. Padahal sebenarnya selama masih ada iman di dada kita, amal apapun yang kita perbuat pasti unsur ikhlas itu otomatis menyertainya. Apa sih yang diharapkan dari orang beriman ketika beramal ? kan Cuma balasan dari Allah saja tho ? nah semudah itulah ikhlash.

Dalam hal sedekah, sebenarnya perdebatan soal ikhlas itu hanya berlaku bagi para pemula saja, bagi para ahli sedekah ikhlas itu sudah otomatis, para ahli sedekah sudah berusaha naik ke tingkatan berikutnya : seberapa sering dan seberapa banyak karena mereka sudah menikmati dahsyatnya sedekah.
Suatu hari ada seorang peminta-minta datang kepada orang yang suka berdebat tentang ikhlas…….
“ pak, tolong mohon sedekahnya, saya kelaparan “
“ ntar deh, sekarang hati saya belum ikhlas “
“ Waduh, tolonglah pak, saya sudah hampir sekarat nih !”
“ yah, gimana lagi, hati saya belum ikhlas, ntar sedekah saya jadi sia-sia dong ! “
Beginilah orang yang suka debat dalil soal ikhlas, nunggu lebaran monyet dulu gak action-action. Celakanya kalo si pengemis keburu mati lalu orang tadi juga mendadak mati sebelum sempat ibadah, belum sempat sedekah, nah lho gimana tuh.

Sahabat, Seperti Kisah dalam hadits diatas, betapa sedekah itu memiliki kekuatan yang sangat dahsyat untuk menggerakkan Tangan Allah membantu kita yang sedang terbelenggu dalam masalah yang sangat berat yang tidak mampu kita selesaikan dengan tenaga dan fikiran kita. So…. Tetaplah selalu bersedekah

NO SMOKING TO DAY AND EVERYDAY

Suatu hari terjadilah sebuah dialog seorang Manajer dengan sang Pemilik Pabrik Rokok,
" maaf, Bapak kan pemilik Pabrik Rokok ini ?!"
" Iya, memangnya kenapa ?"
" Kok Bapak tidak merokok ya ? "
" Kamu gak bisa baca ya ? dibungkus rokok itu sudah tertulis dengan jelas bahwa rokok itu berbahaya dan merusak kesehatan, gila saja kalo saya harus merokok !"
" Lho, Tapi kenapa bapak malah jualan rokok ? "
" oh begini, rokok itu dijual khusus bagi orang yang buta huruf gak bisa baca, jadi kalo ada orang yang merokok itu bisa jadi buta huruf, tapi kalo dia bisa baca tapi merokok juga berarti dia orang……………..? "
" Oo.. begitu, jadi bakar rokok itu tidak baik ya pak ? "
" wah itu mah baik-baik saja, bila perlu bakar semua rokok dan musnahkan, tapi jangan coba-coba dihisap ! "

Maaf, jangan tersinggung dulu ya, bagi sahabat yang masih merokok, coba sedikit kita renungkan, misalnya ada seseorang yang menawarkan jasa menghembuskan asap motor ke hadapan kita dan keluarga kita setiap hari, nah untuk menikmati jasa ini kita dikenakan biaya Rp.300.000,- per bulan, Gimana ? tertarik ?, dalam hati kita pasti mengutuk, " gila apa , sudah keluarga kita diasapin dan diracunin eh malah duit kita suruh bayar Rp.300.000,- sebulan, ogahlah !".

Kita semua mafhum, asap rokok itu lebih beracun dari pada asap motor, namun diantara kita masih tega meracuni kesehatan diri dan keluarga kita setiap hari selama bertahun-tahun. Padahal kesehatan merupakan asset untuk beribadah, menjemput rezeki, melindungi keluarga, dan menghadirkan keturunan. Jika kita ingin tahu kandungan senyawa kimia dalam asap rokok silahkan klik link dibawah ini :
http://www.rsi.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=19:kandungan-racun-dalam-asap-rokok-&catid=3:artikel-umum&Itemid=4 atau
http://bahayamerokok.net/kandungan-rokok.html

Sahabat, sebenarnya dari dua link diatas kita sudah bisa sangat paham akan bahaya rokok, kalo dalam minuman keras (Miras) terdapat 25 penyakit, maka Miras pun diharamkan, kalo dalam daging Babi terdapat 15 Penyakit, maka daging Babipun diharamkan, nah kalo dalam rokok terdapat 4000 senyawa kimia 264 diantaranya sangat beracun dan mematikan, pantasnya merokok dihukumi apa ?

Kalo kita duduk ditepi tempat tidur dan ditempat tidur tersebut ada dua orang sejoli pengidap HIV-AIDS yang sedang bercanda ria, kita tidak akan ketularan penyakit mereka, tapi kalo disamping kita ada orang yang merokok, maka kita akan kena dampak dari asap rokok dan ketularan penyakitnya.

Rokok memang belum ada di masa Rosulullah SAW. Namun Islam telah datang dengan membawa kaidah-kaidah yang umum yang MELARANG setiap perkara yang membahayakan badan atau mengganggu orang lain atau merugikan harta. Berikut ini dalil-dalil tentang Bagaimana sebaiknya kita menghukumi rokok.

- Allah Ta’ala berfirman: “Dan Allah menghalalkan bagi mereka semua perkara yang baik dan mengharamkan semua yang buruk.”(Al-A’rof:157). Rokok termasuk hal yang buruk yang membahayakan, baunyapun tidak sedap dan mengganggu.
- Allah pun berfirman: “Dan Janganlah kalian menjatuhkan diri sendiri dalam kebinasaan.”(Al Baqoroh:195). Rokok menimbulkan penyakit-penyakit yang membinasakan seperti kanker, TBC, dan lain-lain.
- Allah juga berfrman:“Dan janganah kalian membunuh diri-diri kalian.”(An Nisaa:59). Rokok membunuh jiwa secara perlahan.
- Allah berfirman tentang bahaya khamr (yang artinya): “Dan dosanya lebih besar daripada manfaatnya.”(Al Baqoroh:219). Bahaya rokok pun lebih besar dari manfaatnya, bahkan keseluruhannya tidak memberi manfaat bagi sang perokok
- Allah berfirman: “Dan janganlah engkau menghambur-hamburkan harta dengan boros, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara setan.”(Al-Isro:26-27). Rokok adalah pemborosan dan penghambur-hamburan terhadap harta, termasuk amalan setan. Sponsor terbesar dalam Konser Musik yang membuat ribuan orang terlena dan melupakan Allah adalah dari perusahaan Rokok, jadi para perokok adalah penyumbang terbesar dalam merusak akhlak Generasi Muda.
- Allah berfirman : " hanya Allah tempat kita bergantung " (Al-Ikhlas : 2), perokok sangat bergantung dengan rokok untuk menenangkan diri, cari ide, dan cari sensasi agar merasa dirinya perkasa, orang yang bergantung dengan sesuatu selain Allah itu disebut Musyrik tidak terampuni dosanya
- Rasulullah Shallalohu ‘alaihi Wa Sallam bersabda (yang artinya): “Tidak boleh ada kemudharatan, tidak boleh ada perbuatan memudharatkan.”(Shahih diriwayatkan Imam Ahmad). Rokok memudharatkan (membahayakan) penghisapnya, mengganggu orang-orang di sekitarnya dan memboroskan harta.
- Rasulullah Shallalohu ‘alaihi Wa Sallam bersabda (yang artinya): “Dan Allah membenci bila kalian membuang-buang harta.”(Mutaffaqun ‘Alaih). Rokok merupakan pembuang-buangan terhadap harta maka Alloh membencinya.
- Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya), “Perumpamaan kawan duduk yang baik dengan kawan duduk yang jelek adalah adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api.“(Riwayat Bukhary-Muslim). Perokok adalah kawan duduk yang jelek yang meniup api.
- Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya), “Barangsiapa yang meniup racun hingga mati maka racun tesebut akan berada di tangannya lalu dihirupkan selama-lamanya di neraka Jahannam.“(Riwayat Muslim). Rokok mengandung racun nikotin yang membunuh penghisapnya perlahan-lahan dan menyiksanya.
- Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya), “Barangsiapa yang memakan bawang putih atau bawang merah, maka hendaknya menyingkir dari kita dan menyingkir dari masjid dan duduklah di rumahnya.“(Riwayat Bukhari-Muslim). Rokok lebih busuk baunya dari bawang putih maupun bawang merah.
Sekian banyak data dan dalil tetap saja sebagian perokok bersikeras bahwa Rokok itu Baik, inilah dalihnya :
- Merokok itu membawa ketenangan dan kenikmatan, padahal itulah candu dan hanya sugesti belaka, buktinya lebih banyak orang yang tidak merokok tapi mereka tetap mendapatkan ketenangan dan kenikmatan
- Rokok membuka lapangan pekerjaan dan menghasilkan pajak, padahal NARKOBA juga bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih menggiurkan dan menghasilkan pajak, apakah kemudian Narkoba itu menjadi sesuatu yang BAIK ?
- Kalolah rokok itu baik, maukah para perokok itu menyuruh anak dan keponakannya merokok sedini mungkin ? para perokokpun akan menggeleng karena mereka sadar bahwa rokok itu tidak baik.
- Buktinya banyak Ulama, Kyai dan Ustadz yang merokok, kalo ada orang gila pake peci haji pake sorban bawa Qur'an sambil merokok, apakah kita sebut Ulama, Kyai atau Ustadz ? lalu kita tiru semua perilakunya ? jangan tertipu dengan gelar dan penampilan. Yang pasti Rosulullah dan para Sahabatnya gak pernah merokok !

Terus solusi untuk berhenti merokok gimana?
- Niat yang kuat dan berjanji ingin menyelamatkan diri dan keluarga yang kita cintai dari berbagai macam penyakit akibat rokok
- Bagi kita yang sudah telanjur merokok, kurangi secara bertahap, ingat sayangi dan utamakan kesehatan diri dan keluarga Kita
- Tetapkan waktu kita akan berhenti merokok secara totalitas, tiga hari ? lima hari ? atau tujuh hari ?. karena kalo tidak ditetapkan maka berhenti merokok hanya akan jadi angan-angan belaka, tetapi kalo sudah ditetapkan , maka merokok akan segera jadi kenangan masa lampau.
- Jangan banyak menyalahkan Pemerintah, pergaulan dan pabrik rokok, mulai saja dari diri sendiri dan keluarga kita
- Segera cegah jika ada anggota keluarga yang mau mencoba-coba merokok
- Berdo'a meminta kekuatan untuk bisa menjauhi rokok
- Yakinlah bahwa dengan berhenti merokok kondisi kita dan keluarga kita akan semakin baik.
- Jika masih terbesit untuk beli rokok, cobalah uang yang akan buat beli rokok segera sedekahkan kepada orang disekitar kita atau masukkan celengan anak kita.

Sahabat, mohon dimaafkan jika ada yang tersinggung, ternyata merokok bisa jadi sama dengan menyalakan api Neraka buat kita sedangkan Sedekah pasti akan memadamkan Api Neraka Kita, so…. Kita pilih yang mana ? ok ? Siap ! jadikan Anggaran merokok untuk sedekah, pasti jauh lebih berkah.

DUH..! NAKALNYA ANAKKU ?

Seringkali kita mengeluhkan kenakalan anak-anak kita, “ duh, anak saya ini kalo dinasehati susah nurutnya, bagaimana sih caranya supaya anak saya nurut ketika dinasehati, apa mesti dipukul dulu supaya nurut ? “.

Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang diberkahi Allah SWT, mendidik anak itu indah dan menyenangkan, mengapa harus dengan kekerasan ? bukankah anak kita itu salah investasi yang sangat menggiurkan yang mampu membahagiakan kita ketika kita di Alam Penantian ( Alam Barzah ) bahkan hanya anak kitalah yang mampu menyematkan Lencana Penghargaan yang tiada tara di Akhirat kelak, ah masa sih ?, bukankah Rosulullah SAW suruh memukul anak kita ketika dia gak mau Sholat ? benar gak salah, tapi coba deh kita cermati narasi Haditsnya

Dari Amru bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya rhu berkata, Rasulullah saw bersabda, “Perintahkanlah anak-anakmu shalat sementara mereka berumur tujuh tahun dan pukullah karenanya sementara mereka berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah di antara mereka di tempat tidur.” (HR. Abu Dawud).

ada tenggang waktu 3 tahun sebelum kita memutuskan untuk memukul, kalo dia kita perintah sholat gak mau juga sholat, artinya apa? sebelum kita memarahi, mancaci, menghakimi dan memukul anak kita kita disuruh berfikir 3 tahun dulu sebelum fonis itu kita jatuhkan, kita disuruh menganalisis dulu secara mendalam selama 3 tahun “ Mengapa anak kita gak taat perintah ?”.

Ada satu kisah yang menarik yang bisa kita jadikan pelajaran sebelum kita memutuskan menghukum anak kita dengan kekerasan.

Pada suatu hari Dr.Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi memberi ceramah di Universitas Puerto Rico, ia menceritakan kisah hidupnya sebagai berikut :

Waktu itu ketika saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orangtua di sebuah Lembaga yang didirikan oleh Kakek saya, ditengah kebun tebu, 18 mil diluar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di Pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang jika ada kesempatan pergi ke kota untuk berlibur dan mengunjungi teman atau memonton bioskop .

Ketika ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi seharian penuh, saya sangat gembira mendapatkan kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan tugas belanja dan memberikan daftar belanjaan yang beliau perlukan. Demikian juga ayah meminta saya mengerjakan beberapa pekerjaan yang tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel ketika sampai di kota nanti.

Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah berkata, " Ayah tunggu kau disini jam 5 sore, lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama ".

Segera saja saya menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan Ayah dan Ibu, kemudia saya mencuri waktu pergi ke Bioskop, wah saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu, begitu melihat jam menunjukkan pukul 17.30, saya langsung lari menuju bengkel mobil dan buru-buru menjemput Ayah yang sudah menunggu saya, saat itu sudah hamper pukul 18.00 !!!

Dengan gelisah Ayah bertanya kepada saya, " Kenapa kau terlambat, nak ? ". saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton bioskop, sehingga saya menjawab, " maaf yah, tadi mobilnya belum siap, sehingga saya harus menungg ". padahal tanpa sepengetahuan saya , ayah telah menelpon bengkel mobil itu. Dan ayah tau kalau saya berbohong. Lalu Ayah berkata, " Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan engkau anakku, sehingga engkau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran kepada Ayah, untuk menghukum kesalahan Ayah ini, biarkanlah Ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik-baik ".

Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang kerumah. Padahal hari sudah mulai gelap dan jalanan sama sekali tidak rata. Saya tidak tega meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau.

Saya melihat dan merasakan penderitaan yang dialami beliau hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan, maka sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi, seringkali saya berfikir mengenai kejadian ini dan mendapatkan pelajaran yang sangat menghunjam nurani saya. Seandainya saat itu ayah menghukum saya, sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik tanpa kekerasan ? kemungkinan saya akan menderita atas hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa itu sehingga saya merasa kejadian itu masih terasa baru kemarin terjadi. Itulah kekuatan bertindak tanpa kekerasan.

Bagaima dengan kita ? pernahkah kita menghukum diri kita dulu sebelum kita menghukum anak-anak kita ?

Lho…kok teladannya tokoh non Muslim sih ? kan masih banyak kisah Sahabat dan Rosulullah SAW ? bukankah salah satu Guru yang sangat mempengaruhi kehidupan keilmuan Imam Ghazali adalah seorang Penjahat Kelas kakap ?

Sahabat, anak adalah salah satu investasi yang tak ternilai harganya ketika kita tepat dalam mendidik dan mengantar anak-anak kita agar menjadi anak yang sukses juga sholeh dan sholehah. Anak-anak yang senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur'an selama hidupnya, anak-anak yang senantiasa bersegera 'menggelar Sajadah' di kantor, di pasar bahkan di perjalanan sekalipun ketika panggilan Sang Pencipta berkumandang, Anak-anak yang gigih dalam meniti Jalan Allah yang lurus, terjal dan mendaki, Anak-anak yang seperti inilah kelak yang akan mampu menyematkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tuanya di Akhirat kelak.
Dari Buraidah Al-Aslami r.a., ia berkata bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Pada hari kiamat nanti Alquran akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Alquran akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: ‘Apakah anda mengenalku?’

Penghafal tadi menjawab: ‘Saya tidak mengenal kamu.’ Alquran berkata: ‘Saya adalah kawanmu, Alquran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan.’ Maka penghafal Alquran tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan di tangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya: ‘Kenapa kami diberi pakaian begini?’ Kemudian dijawab, ‘Karena anakmu hafal Alquran’.

Kemudian kepada penghafal Alquran tadi diperintahkan, ‘Bacalah dan naiklah ke tingkat-tingkat surga dan kamar-kamarnya.’ Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil).” (HR.Abu Daud)
Sahabat, tidak sedikit diantara kita yang bangga ketika anak kita sudah pandai bernyanyi dan berdansa ria diatas pentas audisi untuk merebut sebuah penghargaan dan ketenaran status dan nama kita, tidakkah kita lebih bangga ketika nama kita dipanggil diatas panggung kebesaran Sang Maha Raja yang disaksikan langsung oleh milayaran ummat manusia dari segala masa di seluruh penjuru dunia, kemudian disematkan Mahkota dan Jubah kebesaran yang berkilau sinarnya melebihi matahari.

Tahun ajaran baru tiba, jangan biarkan anak kita berasyik ria di Lembaga Pendidikan yang tidak menjadikan Al-Qur'an sebagai kurikulum prioritas, atau bahkan Al-Qur'an dijadikan kurikulum yang dimarjinalkan, apa ya ada ? inilah PR BESAR sekaligus MIMPI BESAR kita semua, Insya Allah PASTI BISA !

Ramadhan diambang pintu, yuk kita sambut dan kita optimalkan Ramadhan

KEBELET KAYA, LUPA DIRI !

Sahabat yang disayang Allah SWT, Alhamdulillah kita kembali akan dipertemukan dengan Ramadhan, sebuah KESEMPATAN EMAS untuk memproses ulang diri kita agar segala noda dosa yang telah kembali berlumuran tanpa kita sadari, dapat kita sucikan dengan usaha maksimal selama sebulan penuh.

Kalo dalam bekerja dan berbisnis untuk sepiring nasi kita mampu banting tulang peras keringat , akankah untuk lolos dari api Neraka dan lulus menjadi Penghuni Istana Sorga kita tidak berusaha LEBIH BERGAIRAH ?

Sahabat, manakah yang lebih menggairahkan wanita cantik n sexy atau Pria tampan n macho ataukah Allah yang maha Indah yang menciptakan kecantikan dan ketampanan itu ? juga yang memiliki Bidadari dan Bidadara yang gak mampu kita bayangkan betapa cantik dan tampannya mereka ?

Manakah yang membuat kita lebih bersemangat panggilan pekerjaan yang menjanjikan keberuntungan yang besar ataukah panggilan Allah yang memiliki segala kekayaan dan membagi-bagikan kepada seluruh hambanya setiap detik ?

Tokoh manakah yang patut dan layak kita teladani, manusia yang meninggikan kecerdasan akalnya dan kekayaannya ataukah Muhammad Rosulullah SAW manusia pilihan Allah SWT yang mampu membimbing dan membina para Sahabatnya menjadi cerdas dan kaya raya dan Ummat di zamannya mencapai puncak kejayaan di mata Dunia.!

Manakah yang lebih menjamin kenyamanan hidup kita masa kini dan kelak, lembaran-lembaran sertifikat property, saham dan investasi yang kita miliki ataukah lembaran-lembaran Surat Cinta ( Al-Qur’an ) dari Sang Kekasih yang berhasil kita simpan di dada dan menyinari kehidupan kita ?

Sahabat, betapa keinginan-keinginan kita untuk sukses menggenggam berbagai jenis kekayaan Duniawi ini seringkali melenakan kita dari menyebut Sang Maha Kaya dan Sang Maha Pemberi, Allah SWT, betapa keindahan, kenikmatan dan kemesraan dengan lawan jenis kita saat ini seringkali melupakan keindahan, kenikmatan dan kemesraan yang tiada tara ketika kita kelak sukses menginjak Istana Sorga kita. Betapa fasilitas-fasilitas yang memanjakan hidup kita membuat kita untuk tidak bersegera memenuhi Panggilan-PanggilanNYA.

Sahabat, Ramadhan akan segera datang, belum tentu tahun depan kita dijinkan menjumpainya, mari kita habis-habisan untuk meraih segala Hadiah yang dijanjikan oleh Allah kepada kita yang PASTI BENAR nya.

Mulai saat ini juga, kita tinggalkan segala bentuk dosa dan maksiat serta kebiasaan-kebiasaan yang kurang berguna bahkan sia-sia :
- Kita tinggalkan kebiasaan berlama-lama didepan layar TV
- Buang semua kepingan VCD/DVD serta File-file Video dll yang merusak Ruhiyah kita dan membuang sia-sia waktu produktif kita
- Jangan sia-siakan kecerdasan kita untuk MENGHAYAL kan hal-hal yang tidak realistis dan memicu NAFSU kita bergolak.
- Maafkan semua orang yang pernah menyakiti bahkan mendholimi kita, berikan hak-hak orang yang masih tertahan ditangan kita
- Saatnya kita mendekat erat dengan Sang Kekasih kita Allah SWT, merasakan kasih sayangNYA dan indahnya Surat Cinta dari NYA

Sahabat, kalo orang lain bisa ketagihan rokok bahkan narkoba yang jelas-jelas merusak fisik dan nama baiknya, padahal untuk itu dia harus menguras dalam-dalam kantongnya, mengapa kita tidak bisa ketagihan rukuk da sujud yang jelas-jelas menyehatkan fisik kita dan untuk itu kita dijanjikan balasan yang melimpah ?

Kalo orang lain bisa katagihan Kasmaran dan berselingkuh dengan lawan jenisnya padahal sangat merendahkan kehormatannya dan untuk itu dia harus berbohong dan menilep hak orang lain, mengapa kita tidak mampu ketagihan kasamaran dengan kekasih kita Allah SWT yang mampu memberi kita segala keinginan dan kebutuhan kita ?

Kalo orang lain bisa ketagihan membaca Komik dan Novel Romantis yang jelas-jelas ditulis dengan kedalaman nafsu dan hayalannya, mengapa kita tidak mampu ketagihan membaca 114 Surat Cinta yang sangat romantis yang menjanjikan kebahagiaan dan keselamatan kita saat ini dan Esok ?

Banyak diantara kita yang Ketagihan Kaya bahkan Kebelet kaya, tapi setelah kaya kita tidak mampu ketagihan dan kebelet membagikan kekayaan bahkan lupa dengan yang Maha Kaya yang memberi kekayaan. Seperti orang yang merengek-rengek kepada Nabi karena kebelet kaya, dibawah ini :
Seorang sahabat Nabi yang amat miskin datang pada Nabi sambil mengadukan tekanan ekonomi yg dialaminya. Tsa'labah, nama sahabat tersebut, memohon Nabi untuk berdo'a supaya Allah memberikan rezeki yang banyak kepadanya. Semula Nabi menolak permintaan tersebut sambil menasehati Tsa'labah agar meniru kehidupan Nabi saja. Namun Tsa'labah terus mendesak. Kali ini dia mengemukakan argumen yang sampai kini masih sering kita dengar, "Ya Rasul, bukankah kalau Allah memberikan kekayaan kepadaku, maka aku dapat memberikan kepada setiap orang hak-haknya “.

Nabi kemudian mendo'akan Tsa'labah. Tsa'labah mulai membeli ternak. Ternaknya berkembang pesat sehingga ia harus membangun pertenakakan agak jauh dari Madinah. Seperti bisa diduga, setiap hari ia sibuk mengurus ternaknya. Ia tidak dapat lagi menghadiri shalat jama'ah bersama Rasul di siang hari.

Hari-hari selanjutnya, ternaknya semakin banyak; sehingga semakin sibuk pula Tsa'labah mengurusnya. Kini, ia tidak dapat lagi berjama'ah bersama Rasul. Bahkan menghadiri shalat jum'at dan shalat jama’ahpun tak bisa dilakukan lagi.

Ketika turun perintah zakat, Nabi menugaskan dua orang sahabat untuk menarik zakat dari Tsa'labah. Sayang, Tsa'labah menolak mentah-mentah utusan Nabi itu. Ketika utusan Nabi datang hendak melaporkan kasus Tsa'labah ini, Nabi menyambut utusan itu dengan ucapan beliau, "Celakalah Tsa'labah!" Nabi murka, dan Allah pun murka!

Saat itu turunlah Qs at-Taubah: 75-78

* "Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah, "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh."

* Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).

* Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai saat ketemuan dengan Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.

* Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui yang ghaib?"

Tsa'labah mendengar ada ayat turun mengecam dan mengancam dirinya, ia mulai ketakutan. Segera ia temui Nabi sambil menyerahkan zakatnya. Akan tetapi Nabi menolaknya, "Allah melarang aku menerimanya." Tsa'labah menangis tersedu-sedu.

Setelah Nabi wafat, Tsa'labah menyerahkan zakatnya kepada Abu Bakar, kemudian Umar. tetapi kedua Khalifah itu menolaknya. Tsa'labah meninggal pada masa Utsman.

Dimanakah Ts'alabah sekarang? Jangan-jangan kitalah Tsa'labah-Tsa'labah baru yang dengan linangan air mata memohon agar rezeki Allah turun kepada kita, dan ketika rezeki itu turun, dengan sombongnya kita lupakan ayat-ayat Allah.

Bukankah kita dengan alasan sibuk berbisnis tak lagi sempat sholat lima waktu. Bukankah dengan alasan ada "meeting penting" kita lupakan perintah untuk sholat Jum'at. Bukankah ketika ada yang meminta sedekah dan zakat kita ceramahi mereka dengan cerita bahwa harta yang kita miliki ini hasil kerja keras, siang-malam membanting tulang; bukan turun begitu saja dari langit, lalu mengapa kok orang-orang mau enaknya saja minta sedekah tanpa harus kerja keras.

Bisa jadi kitalah Tsa'labah....Tsa'labah ternyata masih hidup dan "mazhab"-nya masih kita ikuti...

sebuah riwayat yang memuat saran Nabi Muhammad saw (dan belakangan digubah menjadi puisi oleh Taufik ismail), "Bersedekahlah, dan jangan tunggu satu hari nanti di saat engkau ingin bersedekah tetapi orang miskin menolaknya dan mengatakan, "kami tak butuh uangmu, yang kami butuhkan adalah darahmu!"

Dahulu Tsa'labah menangis di depan Nabi yang tak mau menerima zakatnya. Sekarang ditengah kesenjangan sosial di negeri kita, jangan-jangan kita bukan hanya akan menangis namun berlumuran darah ketika orang miskin menolak sedekah dan zakat kita!

Na'udzubillah min dzaalik, so…. pastikan diri bahwa kita bukanlah pengikut madzhab Tsa’labah, abadikan yang tersisa dengan sedekah maka kita bukanlah Tsa’labah

PELUANG EMAS BULAN RAMADHAN

Sahabat yang diberkahi Allah SWT, tak ada nikmat terbesar yang patut kita syukuri bersama saat ini kecuali karena kita diberikan PELUANG EMAS hidup di Bulan Ramadhan, satu bulan penuh yang menjanjikan HADIAH dan BONUS yang tak terhingga karena jangkauan hadiah dan bonusnya melampau batas umur kita, Ramadhan inilah yang mampu menutup segala kemungkinan kerugian investasi kebajikan kita kelak saat MASA PERHITUNGAN AMAL.

Untuk itu perlu strategi yang jitu agar PELUANG EMAS RAMADAHAN dapat kita raih secara maksimal. Mari kita cermati lebih dalam strategi yang diberikan Rosulullah SAW dalam Pidatonya menjelang Ramadhan berikut ini :
Wahai manusia!

Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan do’a-do’amu diijabah/dikabulkan. (= 1. Jangan lepas lidah kita megucapkan kalimat “ Subhaanallah “ disetiap desah nafas kita )

Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan Puasa dan membaca kitabnya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini.
( = 2. setiap bangun malam untuk Sahur kita sempatkan sejenak baca “ Astaghfirullah wa atuubu ilaika” beberapa kali lalu memohon agar diberikan kekuatan untuk bisa melaksanakan Puasa dengan sempurna dan menikmati lembar demi lembar Surat CintaNYA /Al-Qur’an )

Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedakahlah kepada kaum fakir dan miskin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.
(= 3. Sedekah setiap hari selama Ramadhan, 4. perbanyak dan intensifkan do’a untuk kedua orang tua kita, 5. intensifkan komunikasi kita dengan orang-orang yang pernah kita benci dan yang pernah membenci kita, 6. Tersenyumlah, stop marah-marah khususnya kepada anak-anak kita, sering-seringlah memeluk dan menciumnya dengan penuh kasih sayang, 7. Stop nonton TV, Film dan Musik yang tak bermutu dan menghabiskan waktu )

Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihani manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdo’a pada waktu shalatmu, karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah azza wa jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih
(= 8. Santuni Anak Yatim karena suatu saat bisa jadi anak kita juga menjadi yatim, 9. setiap selesai Sholat kenanglah semua dosa-dosa yang pernah kita perbuat lalu bermohonlah agar Allah SWT menghapus semua catatan dosa-dosa kita )

Dia menjawab meraka yang menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan do’a mereka ketika mereka ber-do’a kepada-Nya.

Wahai manusia!

Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
(=10. Pilihlah Masjid atau tempat yang kondusif untuk kita bisa lebih tenang dan nyaman dalam memperbanyak ibadah )

Ketahuilah, Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan bersujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul ‘alamin.

Wahai manusia!

Barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu serta diberi pahala sama persis seperti orang yang berpuasa (= 11. maksimalkan puasa kita dengan FAKTOR KALI dengan cara memberikan makanan untuk berbuka puasa, setiap hari semampu kita )

Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.” Rasulullah meneruskan: jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.

Wahai manusia!

Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini akan berhasil melewati sirathul mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanan-nya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat
. (=12. Perbanyak menolong dan meringankan beban orang lain )

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Alllah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturrahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia akan berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunnah di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu baginya ganjarann seperti melakukan 70 shalat fardhu di bulan lain. (=13. tingkatkan kualitas Sholat 5 waktu kita dan perbanyak Sholat Sunnah)

Barangsipa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangnnya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat al-Qur’an, ganjarannya sama dengan mengkhatamkan al-Qur’an pada bulan-bulan yang lain. (= 14. Intensifkan kualitas baca Al-Qur’an dan Shalawat Nabi “ Allahumma Sholli ‘ala Muhammad wa’ala ali Muhammad “ )

Wahai manusia!

Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagi-mu, maka mintalah kepada Rabbmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu.

Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tidak lagi pernah menguasaimu. Amirul Mukminin berkata: “Aku berdiri dan berkata: Ya Rasullullah apa amal yang paling utama di bulan ini? jawab Nabi: Ya Abal Hasan amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah.” (= 15. Stop melakukan tindakan maksiat sekecil apapun)

Sahabat, dalam rangka memaksimalkan dan mengoptimalkan amal kita selama Bulan Ramadhan,

Rabu, Agustus 03, 2011

MAKAN KETIKA LAPAR, BERHENTI SEBELUM KENYANG

Sabda Nabi SAW : “’Tiada tempat yang lebih buruk, yang dipenuhi anak Adam daripada perutnya, cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat menyambung hidupnya, jika hal itu tidak bisa dihindari maka masing-masing sepertiga bagian untuk makanannya, minumnya dan nafasnya.” (HR: Ahmad, An-Nasaa’i, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi )

Sahabat Rumah yatim Indonesia yang dicintai Allah SWT, ada rumus untuk selalu sehat sepanjang hidup : "Makan hanya ketika lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang". Tidak hanya menyangkut tubuh, tapi juga keseluruhan mental sejarah. Ia adalah aplikasi sekadar teori keilmuan tentang keefektifan dan efisiensi.

Selama ini pemahaman-pemahaman nilai budaya kita cenderung mentabukan perut. Orang yang hidupnya terlalu profesional dan hanya mencari uang, kita sebut "diperbudak oleh perut". Para koruptor kita gelari "hamba perut" yang mengorbankan kepentingan Negara dan rakyat demi perutnya sendiri.

Padahal ia bukanlah hamba perut. Sebab, kebutuhan perut amat sederhana dan terbatas. Ia sekadar penampung dan distributor sejumlah zat yang diperlukan untuk memelihara kesehatan tubuh. Perut tidak pernah mempersoalkan, apakah kita memilih nasi pecel atau pizza, lembur kuring atau masakan Jepang.

Yang menuntut lebih pertama-tama adalah lidah. Perut tidak menolak untuk disantuni dengan jenis makanan cukup seharga seribu rupiah. Tetapi lidah mendorong kita harus mengeluarkan sepuluh ribu, seratus ribu atau terkadang sejuta rupiah.

Mahluk lidah termasuk yang menghuni batas antara jasmani dengan rohani. Satu kaki lidak berpijak di kosmos jasmani, kaki lainnya berpijak di semesta rohani. Dengan kaki yang pertama ia memanggul kompleks tentang rasa dan selera; tidak cukup dengan standar 4 sehat 5 sempurna, ia membutuhkan variasi dan kemewahan. Semestinya cukup di warung pojok pasar, tapi bagian lidah yang ini memperkuda manusia untuk mencari berbagai jenis makanan, inovasi, dan paradigma teknologi makanan, yang dicari ke seantero kota dan desa. Biayanya menjadi ratusan kali lipat.

Dengan kaki lainnya lidah memikul penyakit yang berasal dari suatu dunia misterius yang bernama mentalitas, nafsu, serta kecenderungan -kecenderungan aneh yang menyilati budaya manusia. Makan yang dalam konteks perut hanya berarti menjaga kesehatan, di kaki lida itu diperluas menjadi bagian dari kompleks kultur, status sosial, gengsi, foedalisme, kepriyayian, serta penyakit-penyakit kejiwaan komunitas manusia lainnya.

Kecenderungan ini membuat makan tidak lagi sekedar makan dengan konteks perut dan kesehatan tubuh, melainkan dipalsuan, dimanipulir atau diartifisialkan menajadi urusan kultur dan peradaban yang biayanya menjadi sangat mahal.

Budaya artifisialisasi makan ini dieksploitasi dan kemudian dipacu oleh etos industrialisasi segala bidang kehidupan, serta disahkkan oleh kepercayaan budaya makan, pembaruan teknologi konsumsi, jenis makanannya, panggung tempat makannya, nuansanya, lagu-lagu pengiringnya, pewarnaan meja kursi, dindingnya hingga karaokenya.

Artifisialisasi budaya makan itu akhirnya menciptakan berbagai ketergantungan manusia, sehingga agar selamat sejahtera dalam keterlanjuran ketergantungan itu, manusia bernegosiasi di bursa efek, menyunat uang proyek, memborong barang-barang, bahkan berperang membunuh satu sama lain.

Padahal perut hanya membutuhkan "makan ketika lapar dan berhenti makan sebelum kenyang".

Maka yang bernama "makan sejati" ialah makan yang sungguh-sungguh untuk perut. Adapun yang pada umumnya yang kita lakukan selama ini adalah "memberi makan kepada nafsu". Perut amat sangat terbatas dan Allah mengajarinya untuk tahu membatasi diri. Sementara nafsu adalah api yang tiada terhingga skala pembesaran atau pemuaiannya. Jika filosofi makan dirobek dan dibocorkan menuju banjir bandang nafsu tidak terbatas, jika ia diartifisialkan dan dipalsukan dan tampaknya itulah satu bahan utama berbagai konflik dan ketidakadilan sejarah ummat manusia, maka sesungguhnya itulah contoh paling konkret dari terbunuhnya efisiensi dan keefektifan.

Rekayasa budaya makan pada masyarakat kita, dari naluri sehari-hari hingga aplikasinya di pasal-pasal rancangan pembangunan jangka pendek dan jangka panjang, mengandung inefisiensi atau keborosan dan keserakahan, yang terbukti mengancam alam dan kehidupan manusia sendiri, disamping sangat tdak efektif mencapai hakikat tujuan makan itu sendiri.

Sahabat, terfikirkah kita ketika kita sedang menikmati sebuah hidangan yang istimewa, bersyukurlah kita karena ada sekian juta saudara kita yang bisa makan apa adanya.

KUNCI SORGA

Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang dicintai Allah SWT, sesungguhnya kemelaratan, kelaparan, dan segala macam bentuk kesulitan dan ujian lainnya tidaklah punya arti apa-apa dibandingkan ketika kita sukses meraih KUNCI SORGA lalu kita melangkah menuju PINTUNYA dan……. cekreeeck, terbukalah Pintu segala kenikmatan yang abadi selamanya-lama nya

Tidak seperti biasanya, hari itu Ali bin Abi Thalib pulang lebih sore menjelang asar. Fatimah binti Rasulullah menyambut kedatangan suaminya yang sehari suntuk mencari rezeki dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak karena kebutuhan di rumah makin besar.

Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah. "Maaf sayangku, kali ini aku tidak membawa uang sepeserpun."Fatimah menyahut dengan senyum manisnya, "Memang yang mengatur rezeki tidak duduk di pasar, bukan? Yang memiliki kuasa itu adalah Allah Ta'ala." "Terima kasih," jawab Ali. Matanya memberat lantaran istrinya begitu tawakal. Padahal persediaan dapur sudah ludes sama sekali. Tapi Fatimah tidak menunjukan sikap kecewa atau sedih.

Ali lalu berangkat ke masjid untuk menjalankan salat berjama'ah. Sepulang dari sholat, di jalan ia dihentikan oleh seorang tua. "Maaf anak muda, betulkah engkau Ali anaknya Abu Thalib?"

Áli menjawab heran. "Ya betul. Ada apa, Tuan?''

Orang tua itu merogoh kantungnya seraya menjawab, "Dahulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar ongkosnya, ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli warisnya."

Dengan gembira Ali mengambil haknya dari orang itu sebanyak 30 dinar.

Tentu saja Fatimah sangat gembira memperoleh rezeki yang tidak di sangka-sangka ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh membelanjakannya semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan keperluan sehari-hari.

Ali pun bergegas berangkat ke pasar. Sebelum masuk ke dalam pasar, ia melihat seorang fakir menadahkan tangan, "Siapakah yang mau menghutangkan hartanya untuk Allah, bersedekahlah kepada saya, seorang musafir yang kehabisan bekal di perjalanan." Tanpa pikir panjang lebar, Ali memberikan seluruh uangnya kepada orang itu.

Ketika Ali pulang, Fatimahpun keheranan melihat suaminya tidak membawa apa-apa, Ali menerangkan peristiwa yang baru saja dialaminya. Fatimah, masih dalam senyum, dan berkata, "Keputusan kanda adalah yang juga akan saya lakukan seandainya saya yang mengalaminya. Lebih baik kita menghutangkan harta kepada Allah daripada bersifat bakhil yang di murkai-Nya, dan menutup pintu surga buat kita."

Subhaanallah !

Sahabat, kapasitas kita mungkin belum mampu seperti Sahabat Ali bin Abi Thalib atau Sahabat Rosulullah lainnya yang memandang harta dan kekayaan hanya sebagai SARANA INVESTASI untuk mendapatkan KUNCI SORGA. Sedangkan kita masih selalu berfikir dan mungkin terus berusaha bagaimana memiliki investasi untuk mendapatkan KUNCI RUMAH, KUNCI MOBIL atau Kunci-Kunci yang lain.

Namun betapa pentingnya Kunci Rumah atau Kunci Mobil dalam kehidupan kita saat ini, janganlah kita lupa untuk berusaha mendapatkan KUNCI SORGA dengan selalu menyishkan Investasi dari yang tersisa yang ada ditangan kita, karena Allah Yang Maha Penyayang tidak pernah memandang sebelah mata atas kecilnya investasi kita jika kita dasari dengan totalitas KEIKHLASAN.

Oleh itu Jangan Pernah Minder untuk MENGABADIKAN YANG TERSISA ditangan kita saat ini dengan SEDEKAH