BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, September 13, 2009

Gejala Hipertensi

ANTI HIPERTENSI
PENGERTIAN

Anti Hipertensi adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi
Hipertensi adalah peningkatan
sisrole yang tingginy tergantung dari umur yang terkena.
Meningkat dan menurunnya tekanan
darah seseorang tergantung dari umur dan tingkat stress yang dialami.

PENGGOLONGAN HIPERTENSI

Hipertensi tergolong atas 4
golongan,yaitu:

1. Hipertensi Ringan

Apabila
tekanan darah sistole 140 -159 mmHg dan
diastole 90 – 99 mmHg

2. Hipertensi Sedang

Apabila
tekanan darah sistole 100 – 109 mmHg dan
diastole 160 – 179 mmHg

3. Hipertensi Berat

Apabila
tekanan darah sistole 180 – 209 mmHg dan
diastole 110 – 119 mmHg

4. Hipertensi Sangat Berat

Apabila
tekanan darah sistole ≥ 210 mmHg dan
diastole ≥ 120 mmHg

JENIS – JENIS ANTI HIPERTENSI

1. Diuretik

Efek : Meningkatkan ekskresi natrium klorida dan air
sehingga mengurangi volume plasma dan carian ekstra sel

1. Diuretik tiazid dan sejenisnya

§ Hidroklorida, dosis 12,5 -25 mg/hr

§ Klortalidon, dosis 12,5 – 25 mg/hr

§ Bendroflumetiazid, dosis 2,4 – 5 mg/hr

§ Indapamid, dosis 1,25 – 2,5 mg/hr

§ Xipamid, dosis 10-20 mg/hr


Efek samping :

metabolic,
yakni : hipokalemia, hipomagnesemia, hipnatremia, hperurisemia, hiperkalsemia,
hiperglikemia, hiperkolesterolemia, dan hipertrigli seridemia.

Untuk
menghidari efek metabolic ini, tiazid
harus digunakan dengan dosis rendah dan dilakukan pengaturan diet.

2. Diuretik Kuat

Furosemid :
biasa, dosis 20 – 80 mg/hr

Lepas lambat, dosis 30 – 60
mg/hr

Lebih efektif
dibandingkan tiazid untuk hipertensi dengan gangguan fungsi ginjal atau gagal
jantung.

Efek samping
metabolic, kecuali tidak menyebabkan hiperkalsemia

Untuk
menghindari efek metabolik ini, diuretik. kuat harus digunakan dengan dosis rendah disertai
pengaturan diet

3. Diuretik Hemat Kalium

§ Amilorid, dosis 5 – 10 mg/hr

§ Spironolakton, dosis 25 0 200 mg/hr

Merupakan diuretic lemah, untuk
mencegah atau mengurangi hipokalemia, terutama pada penderita dengan gangguan
fungsi ginjal atau bila dikombinasi dengan menghambat ACE, Suplemen kalium,
atau AINS. Spironolakton dalam dosis sampai dengan 100 m/hr mempunyai efek
hipertensif yang sebanding dengan hidrokloroiazid. Efek sampingnya adalah
ginekomastia, mastodinia, menstruasi tidak teratur, dan berkurangnya libido
pada pria.

2. Beta Bloker
1. Kardioselektif

§ Asebutolol, dosis 200 – 800 mg/hr

§ Atenolol, dosis 5 – 10 mg/hr

§ Bisopsolol, dosis 5- 10 mg/hr

§ Metaprolol : biasa, dosis 50 – 200 mg/hr

lepas lambat, dosis 100 – 200 mg/hr

2. Non Selektif

§ Alprenolol, dosis 100 – 200 mg/hr

§ Karteolol, dosis 2,5 – 10 mg/hr

§ Nadolol, dosis 20 – 160 mg/hr

§ Oksprenolol, biasa, dosis 80 – 320 mg/hr

lepas lambat, dosis 80 – 320 mg/hr

§ Pindolol, dosis 5 – 40 mg/hr

§ Propranolol, dosis 40 – 160 mg/hr

§ Timolol, dosis 20 – 40 mg/hr

Mekanisme
Kerja :

o Pengurangan denyut jantung

o Hambatan pelepasan NE

o Hambatan setresi rennin

o Efek Sentral

Efek samping :

Bronkospasme,
memperburuk gangguan pembuluh darah perifer, rasa lelah, insomia, eksaserbasi
gagal jantung, dan menutupi gejala- gejala hipoglikemia, hipertrigli seridemia
dan menurunkan kadar kolesterol HDL serta mengurangi kemampuan berolahraga.

Kontra
Indikasi :

Pasien asma,
PPOM, gagal jantung dengan disfungsi sistolik, blok jantung derajat 2 dan 3,
sick sinus syndrome, dan penyakit vascular perifer diabetes.

Efek samping
dari metabolik dari Beta Bloker dapa dikurangi dengan pengaturan diet.

3. Alfa Bloker

§ Doxazosin, dosis 1 – 4 mg/hr

§ Prazosin, dosis 0,5 – 4 mg/hr

§ Perazosin, dosis 1 – 4 mg/hr

§ Bunazosin, dosis 1,5 – 3 mg/hr

Alfa, beta –
bloker

- Labetolol, dosis 100 – 200 mg/hr

Alfa bloker
menghambat reseptor a1 di pembuluh darah sehingga terjadi dilatasi arteriol dan
vena, sehingga berakibat terjadinya reflek taki kardi.

Alfa bloker
merupakan satu satunya golongan AH yang memberikan efek positif terhadap lipid
darah (menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida serta meningkatkan kolestrol.

Efek samping:

Hipotensi
ortostatik. Untuk mengurangi efek samping ini, dosis awal harus keicl dan
diberikan sebelum tidur selama beberapa hari, demikian juga peningkatan dosis
harus dilakukan perlahan-lahan.

Efek samping
lain: sakit kepala, hidung tersumbat, mual,lelah, dan lain lain. Tetapi efek
samping ini jarang ditemukan.

4. Penghambat
ACE

§ Kaptopril ,dosis 25 – 100 mg/hr

§ Lisinopril, dosis 5 – 20 mg/hr

§ Enalapril, dosis 5 – 40 mg/hr

§ Benazepril, dosis 10 – 20 mg/hr

§ Delapril, dosis 15 – 60 mg/hr

§ Fosinopril,dosis 10 – 40 mg/hr

§ Kuinapril, dosis 5 – 40 mg/hr

§ Perindopril, dosis 2 – 8 mg/hr

§ Ramipril, dosis 1,25 – 5 mg/hr

§ Silazapril, dosis 1,25 – 5 mg/hr

Penghambat ACE
efektif untuk hipertensi ringan, sedang, maupun berat. Penghambatan ACE
terutama efektif pada hipertensi dengan pra yang tinggi. Penghambatan ACE oral
dapat digunakan untuk hipertensi mendesak. Sedangkan preparat IV (enalapirat)
digunakan pada hipertensi darurat.

Efek samping :

Batuk kering
(merupakan efek yang sering terjadi), gangguan pengecap, udema angionerotik,
gagal ginjal akut dan hiperkatemia.


5. Antagonis
Kalsium

§ Verapamil : biasa, dosis 80 – 320 mg/hr

§ Diltiazem : biasa, dosis 90 – 360

lepas lambat,
dosis 180 – 360 mg/hr

§ nikedipin,: biasa, dosis 15 – 30 mg/hr

setara, dosis 20 – 40 mg/hr

oros, dosis 30 mg/hr

§ amlodipin, dosis 2,5 – 7,5 mg/hr

§ felodipin, dosis 5 – 10 mg/hr

§ isradipin, dosis 2,5 – 10 mg/hr

§ nikardipin: biasa, dosis 60 – 120 mg/hr

lepas lambat,
dosis 80 – 160 mg/hr

Efek samping
:

Golongan
dihidropiridin merupakan vasodilator yang poten, disertai dengan mula kerja yang cepat,
misalnya pada pemberian nifedipin, maka akan terjadi:

o Penurunan tekanan darah yang besar dan cepat
yang mengakibatkan iskemia miokarol atau berebral.

o Reflek simpatis yang kuat berupa taki kardi,
palpitasi

o Sakit kepala, pusing, dan muka merah (akibat
vasodilatosi akut)

ANTI HIPERTENSI TAMBAHAN
1. Adrenolitik sentrol (a2 agonis)
* Metildopa, dosis 250 – 1000 mg/hr
* Klonidin, dosis 0,075 – 0,6 mg/hr
* Guantasin, dosis 0,5 – 2 mg/hr

Efek
hipotensitnya disertai dengan penurunan
resistensi perifer.

2. Penghambat saraf adrenergic

§ Reserpin, dosis 0,05 – 0,25 mg/hr

§ Rauwolfia (akar), dosis 25 -100 mg/hr

§ Guanetidin, dosis 10 – 50 mg/hr

§ Guanadrel, dosis 10 – 50 mg/hr
o Reserpin biasanya diberikan sebagai obat kedua,
yang merupakan anti hipertensi yagn efektif terutama dalam kombinasi dengan
tiazid untuk pengobatan hipertensi ringan – sedang. Reserpin mengurangi
resistensi perifer, denyut jantung dan curah jantung.

Efek samping : letarasi dan kongesti
(paling sering terlihat).

o Guanetidin dicadangkan untuk kasus hipertensi
berat yang tidak respon terhadap obat
lain, tapi sekarang guanetidin jarang digunakan karena sukarnya mengatur dosis tanpa
menyebabkan hipotensi ortostatik, diare dan adanya AH lain, misalnya kaptrpril
dan minoksidil, yang efektif untuk hipertensi resufen dan kurang menimbulkan
efek samping dibanding guanetidin

Efek samping : diare dan kegagalan
ejakulasi.
o Guanadrel efek sampingnya mirip dengan
guanetidin, tetapi insiden diare lebih rendah dengan guanadrel.

0 komentar: