BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, September 06, 2009

Mengatasi Masalah Buang Air Besar

Banyak di antara para pejuang kanker yang dalam perkembangan penyakitnya mengalami masalah dalam buang air besar (BAB). Diperkirakan 8-21% mengalami sembelit atau kesulitan buang air besar, yaitu BAB kurang dari tiga kali seminggu. Konsistensinya dapat keras, normal, atau lunak, biasanya disertai kembung dan sensasi pengeluaran kotoran yang tidak tuntas.

sembelit
SEMBELIT: dialami 21% pejuang kanker.
Sembelit bisa disebabkan oleh kurang gerak, kelemahan umum, kebiasaan menahan BAB, gangguan metabolik (dehidrasi, kurang serat & residu makanan, diabetes, hiperkalsemia, hipokalemia, uremia), gangguan neurologis (tumor otak, gangguan pada tulang belakang, infiltrasi serabut saraf), gangguan psikologis (depresi berkepanjangan, stres mendadak), gangguan kolorektal (penyempitan/penyumbatan usus, massa tumor di rongga panggul, fibrosis akibat radiasi, nyeri pada dubur), karena pengaruh obat tertentu (golongan narkotika, antidiare, antidepresan, antasida, antikanker, diuretik, dll), dan banyak penyebab lainnya.

Berbeda dengan sembelit pada orang sehat yang umumnya dapat diatasi dengan memperbanyak minum, memperbanyak konsumsi serat makanan, atau memperbanyak gerak, hal-hal demikian belum tentu dapat dilakukan oleh pejuang kanker. Karena tidak sedikit pejuang kanker stadium lanjut yang fungsi organ-organ tubuhnya tidak normal lagi. Karena itu, untuk mengatasi kesulitan BAB harus diketahui penyebabnya lebih dahulu.

Namun ada hal-hal sederhana yang dapat dilakukan pejuang kanker untuk memperlancar BAB, antara lain:
• Jadwal makan tetap dan teratur dari hari ke hari.
• Mencoba BAB dengan jadwal yang tetap dan teratur setiap hari.
• Minum segelas air hangat segera setelah bangun tidur di pagi hari.
• Minum 8-10 gelas air putih, jus, atau kuah sayur setiap hari jika tidak mengalami gangguan ginjal atau gangguan berkemih. Air rebusan temulawak bahkan dapat memperlunak tinja.
• Batasi minuman dan makanan yang merangsang produksi gas.
• Untuk mengurangi udara yang tertelan, makanlah tanpa banyak bicara, minum tanpa menggunakan sedotan, dan jangan mengunyah permen karet.
• Jika tidak ada penyumbatan/penyempitan usus, perbanyak konsumsi serat makanan terutama yang dapat memperlunak tinja misalnya pepaya dan pisang ambon.
• Jika memungkinkan dan tidak ada gangguan syaraf/tulang, lakukan olahraga sesuai kemampuan. Jika tidak mampu bangkit dari tempat tidur, sering menggerakkan kaki dan berganti posisi dapat berfungsi sebagai olahraga ringan.
• Jika cara-cara di atas tidak berhasil, mintalah saran pencahar pada dokter. Ada banyak jenis pencahar yang bekerja dengan cara yang berbeda-beda (dan tidak selalu cocok dengan kondisi anda). Gunakan seperlunya, karena terlalu sering menggunakan pencahar justru membuat usus semakin malas untuk berkontraksi dan memperparah sembelit.
• Jika selama tiga hari berturut-turut tidak dapat BAB, segeralah konsultasi ke dokter.
DIARE

Ketika sebagian pejuang kanker mengalami konstipasi atau sembelit, 6-10% lainnya justru mengalami diare, yakni BAB cair lebih dari tiga kali sehari. Penyebabnya juga bermacam-macam, antara lain kanker usus, usus terjepit massa tumor, diet yang tidak tepat (keracunan makanan, terlalu tinggi serat, makanan pedas, alkohol), obat-obatan (pencahar, antibiotik, sitotoksik, antiradang), infeksi, radang usus, malabsorbsi lemak, tindakan bedah, diabetes, kecemasan, dan lain-lain.

Sama seperti konstipasi, untuk mengatasi diare pada pejuang kanker juga perlu mengenali penyebabnya lebih dulu. Namun ada hal-hal bersifat umum yang bisa dilakukan pejuang kanker di rumah:
  • Untuk mencegah dehidrasi, minum banyak cairan (air putih, oralit, teh, kuah sup, sari kunyit) dalam suhu normal, sedikitnya secangkir setiap selesai BAB. Hindari minuman terlalu panas/dingin.
  • Sering makan dalam porsi kecil.
  • Hindari makanan yang terlalu berbumbu, berminyak, terlalu manis.
  • Hindari susu. Tapi yoghurt boleh.
  • Hindari buah dan sayuran mentah, juga makanan pemicu gas. Kurangi porsi makanan berkadar serat tinggi, termasuk biji-bijian.
  • Jika diare berlanjut atau bahkan semakin parah, segera ke dokter.

BAB DI TEMPAT TIDUR

Masih ada lagi persoalan yang menyangkut BAB. Bagaimana kalau penderita tidak mampu bangkit lagi, sehingga terpaksa harus buang air besar di atas ranjang?

Cara yang lazim dipakai adalah menggunakan pispot. Alat sederhana ini serbaguna, dapat dipakai untuk buang air kecil maupun buang air besar. Mudah digunakan, dan juga dapat digunakan berulangkali.

Sayangnya tidak semua orang mau atau bisa BAB menggunakan pispot. Adanya sesuatu yang mengganjal, dingin dan keras, menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga tidak jarang BAB-nya “tidak bisa keluar”. Kalaupun “bisa keluar”, bau yang ditimbulkannya cukup mengganggu. Karena beda dengan BAB di WC yang dapat langsung disiram, BAB di pispot tidak bisa disiram sampai prosesnya selesai.

Alternatif kedua adalah penggunaan popok/diapers. Cara ini juga cukup praktis. Penggunanya dapat BAK maupun BAB sewaktu-waktu tanpa harus memanggil perawat/pendampingnya. Setelah selesai diapers-nya tinggal dibungkus rapat, lalu dibuang.

Namun ada juga kekurangannya. Pemakaian diapers terus-menerus dapat membuat kulit terlalu lembab, terlebih setelah terpakai. Selain menimbulkan perasaan lembab/becek yang sangat tidak nyaman, juga dapat mengiritasi kulit, bahkan menimbulkan infeksi. Karena itu setelah terpakai diapers perlu segera diganti. Masalahnya, kalau sering-sering ganti diapers biayanya akan cukup mahal. Bau juga masih menjadi masalah, menyebabkan pasien (apalagi kalau di rumah sakit) malu pada teman-teman sekamarnya.

Jadi bagaimana? Masa mau dialasi koran saja? :)

ANAL IRRIGATION SYSTEM

qufora
QUFORA: BAB nyaman dan bersih di tempat tidur.
Ternyata sekarang sudah ada pilihan lain. Menggunakan alat mirip kateter untuk buang air kecil, tetapi khusus untuk BAB. Pasien cukup berbaring miring di tempat tidur, kemudian ujung kateter dimasukkan secara lembut ke dalam dubur. Setelah kateter terpasang, tinggal memasang kantong penampung kotoran pada ujung luar kateter. Dengan bantuan air bersih biasa, isi usus besar dapat dikuras bersih dan langsung tertampung di dalam kantong yang tertutup rapat, sehingga kotoran, cairan, maupun baunya tidak tercecer ke luar, bahkan tidak menyentuh kulit luar penderita.

Pemakaian kateter BAB ini memungkinkan buang air besar teratur setiap hari, sehingga tidak terjadi konstipasi dan kotoran tidak menumpuk di dalam usus yang menyebabkan racunnya terserap kembali ke aliran darah. Selain itu, usus yang bersih mencegah perut kembung karena tidak ada gas yang terbentuk.

Cara yang disebut Qufora Anal Irrigation System ini praktis dan bersih, mencegah iritasi atau infeksi baik pada kulit maupun organ-organ di sekitar lipatan paha. Sangat alami karena hanya menggunakan air biasa, sama sekali tanpa bantuan zat-zat kimia maupun obat-obatan. Alatnya pun bisa dipakai ulang sehingga menghemat biaya.

Seluruh prosesnya selesai dalam waktu 15 menit. Perawat atau anggota keluarga yang merawat tidak perlu berinteraksi dengan kotoran, bau, tidak perlu susah-susah membasuh penderita, juga terhindar dari resiko penularan penyakit. Menarik, ya?

Perlu diingat bahwa Qufora Anal Irrigation System tidak dianjurkan untuk wanita hamil maupun pasien-pasien yang mengalami gangguan pada dubur/rektum, misalnya wasir, polip, kanker rektum, dan radang usus besar. Namun dapat digunakan secara aman pada penderita stroke yang mengalami kelumpuhan, penderita Parkinson atau Alzheimer, penderita cedera tulang belakang, pasien di ICU, maupun penderita kanker fase terminal (kecuali kanker kolorektal atau kanker yang bermetastase ke usus besar).

Ingin tahu lebih jauh? Keterangan detailnya bisa anda dapatkan pada Stephen melalui telepon 021-9373 0677 atau email info@mbhasia.com Alamat e-mail ini diproteksi dari spambot. Silakan aktifkan Javascript untuk melihatnya. . (Titah Rahayu/rumahkanker.com)

0 komentar: