BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, September 06, 2009

Perkembangan Terbaru Pengobatan Gangguan Depresi

Perkembangan Terbaru Pengobatan Gangguan Depresi
KabarIndonesia - Depresi merupakan salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering ditemukan. Gangguan depresi ini dapat ditemukan di berbagai populasi usia. Dari masa kecil sampai usia lanjut. Badan kesehatan dunia WHO memprediksikan bahwa gangguan depresi akan menjadi beban masyarakat kedua terbesar di bidang kesehatan. Hal ini disebabkan oleh banyak pasien depresi tidak mampu melakukan kegiatan yang produktif sehingga menurun kualitas hidupnya.

Gejala dan Tanda Depresi
Banyak orang sering menyamaartikan depresi dengan stres. Tidak sepenuhnya salah, hanya saja stres terkesan lebih umum sedangkan depresi merupakan manifestasi stres yang merupakan gangguan kesehatan jiwa. Beberapa tanda dan gejala depresi yang sering dikeluhkan pasien adalah:
- Wajah yang menampakkan kesedihan.
- Aktivitas motorik yang berkurang.
- Kehilangan minat terhadap hampir semua segi kehidupan.
- Tidak bisa tidur atau tidur berlebihan.
- Rasa lelah dan malas yang berlebihan.
- Kehilangan minat terhadap hobi yang biasanya dinikmati.
- Tidak nafsu makan atau makan berlebihan.
- Keluhan fisik seperti pegal-pegal, sakit maag dan sakit kepala.
- Penurunan berat badan yang nyata.
- Rasa sedih berlebihan.
- Harapan yang kosong tentang masa depan.
- Perasaan tidak berguna.
- Adanya ide untuk bunuh diri (pada keadaan yang berat).

Gejala di atas harus ada sekurang-kurangnya dua minggu dan berlangsung menetap selama itu untuk tegaknya diagnosis depresi.

Faktor Pemicu
Seringkali kondisi lingkungan manusia memicu keadaan depresi, mereka antara lain :
- Kehilangan orang yang dicintai.
- Ketidakharmonisan dalam rumah tangga.
- Beban ekonomi yang ditanggung.
- Kehilangan harta benda.
- Masalah anak
- Masalah pekerjaan
- Kemisikinan

Pengobatan Depresi
Pengobatan depresi haruslah menjadi perhatian semua psikiater. Pengobatan yang tepat dan dalam jangka waktu yang tepat pula akan memberikan hasil yang maksimal. Saat ini, karena ketersediaan, efektivtas, efek samping yang lebih sedikit serta toleransi pasien yang baik, antidepresan golongan Serotonin Selective Reuptake Inhibitor (SSRI) merupakan pilihan banyak dokter psikiater untuk mengobati pasien depresi.
Beberapa contoh obat tersebut adalah golongan Fluoxetine (merk dagang Prozac, Kalxetin, Antiprestin), Sertraline (merk dagang: Serlof, Zoloft, Antipres) dan Escitalopram (merk dagang: Cipralex).
Pengobatan depresi membutuhkan waktu. Pedoman pengobatan berdasarkan banyak pedoman pengobatan di luar negeri (Amerika dan Eropa) dan buku-buku ajar terbaru adalah pasien depresi yang baru pertama kali mengalami depresi diharuskan meneruskan pengobatan sampai 6 (enam) bulan sejak gejalanya membaik. Artinya bila seorang pasien membaik dengan pemberian pengobatan saat bulan pertama, maka pengobatan akan berlangsung 7 (tujuh) bulan.

Selain pengobatan dengan obat, psikoterapi dengan menggunakan teknik Cognitive Behavior Therapay (CBT) juga diperlukan. Hal ini untuk memperkuat daya adaptasi pasien dan membetulkan pola pemikiran yang salah. Biasanya psikoterapi berlangsung dalam sesi-sesi tertentu.

Namun, ada kalanya pasien depresi tidak membaik dengan pemberian obat antidepresan saja. Untuk itu diupayakan terus lewat penelitian-penelitian upaya mengatasi hal ini. Hasilnya adalah saat ini obat antipsikotik atipikal dengan zat aktif Aripriprazole (merk dagang: Abilify) sudah disetujui oleh badan pengawasan obat dan makanan Amerika (US FDA) sebagai terapi tambahan untuk memperbaiki kualitas pasien depresi yang tidak membaik dengan penggunaan antidepresan saja.

Penelitian untuk mencari obat yang dapat mengatasi depresi pasien terus diupayakan. Dari pertemuan terakhir Asian Psychiatry Education Workshop di Kinabalu 20-21 Agustus 2009 kemarin, penggunaan aripriprazole (Abilify®) sebagai terapi tambahan untuk pasien depresi yang tidak membaik dengan terapi antidepresan saja masih direkomendasikan oleh para ahli.
Semoga penemuan baru ini dapat membantu kita bersama dalam penanganan pasien depresi sehingga kualitas hidup mereka semakin membaik.

*Penulis adalah psikiater, dosen kesehatan jiwa FK UKRIDA, anggota the Academy of Psychosomatic Medicine di USA (email : mbahndi@yahoo.com)

0 komentar: